Jalur Pendidikan Cara Terbaik Cegah Generasi Muda dari Paparan Paham Radikal

Tenggarong  – Penyebaran radikalisme bisa menyasar ke semua kelompok
masyarakat, terutama generasi muda. Karena itu generasi muda harus
terus menerus diberikan imunisasi agar mereka memiliki ketahanan
menghadapi penyebaran paham radikal tersebut. Dan jalur pendidikan
adalah cara terbaik untuk mencegah penyebaran radikalisme kepada anak
muda.

Hal itu dikatakan kata Kepala Badan Kesbangpol Kukar Rinda Desianti di
Tenggarong, Sabtu akhir pekan kemarin. Menurutnya, pendidikan tersebut
bisa berupa pendidikan formal, nonformal, dan informal, dengan sasaran
masyarakat umum, terutama generasi muda yang akan menjadi penerus
bangsa, sehingga mereka tidak mudah terpengaruh dengan ajakan yang
mengarah radikalisme.

“Seperti pendidikan agama. Pendidikan agama yang benar adalah
mengajarkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan keseimbangan,
sehingga generasi muda paham dengan makna saling menghormati
perbedaan,”

Kemudian penafsiran dari kitab suci pun harus diajarkan dengan benar
dan objektif, maka guru atau pemimpin agama ia ajak untuk mengajarkan
tafsir yang jelas dan tidak ambigu, kemudian memastikan siswa tidak
salah mengartikan agar siswa tidak terjerumus dalam penafsiran yang
salah.

Dalam hal ini, pendekatan lebih moderat dan waspada harus terus
dilakukan untuk memastikan bahwa siswa memahami ajaran agama dengan
benar, seperti mengajarkan kesederhanaan, keadilan, dan memahami makna
pluraisme.

“Oleh karena itu, para pemimpin agama harus selalu menggaungkan arti
kesederhanaan dalam perilaku sehari-hari, kemudian mengajarkan
keadilan dan egalitarianisme (kesamaan derajat) kepada jemaah
masing-masing,” kata Rinda.

Ia juga mengajak para pemimpin agama dan organisasi keagamaan sering
terlibat dalam kegiatan sosial dan pengembangan keterampilan dalam
masyarakat, dengan tetap melibatkan suku, agama, dan budaya lain agar
terjadi keakraban antarsesama.

Melalui kegiatan sosial, maka dapat membantu anggota merasa terlibat
dan memiliki kontribusi positif di tengah masyarakat, bahkan dapat
mengurangi kemungkinan mereka merasa terasing karena seringnya
melakukan interaksi.

Rinda menilai bahwa melalui pendidikan yang tidak menjelekkan kelompok
maupun agama lain merupakan hal penting, karena dengan pemahaman
tersebut dapat meningkatkan kesadaran tentang bahaya radikalisme di
antara umat maupun masyarakat umum.

“Masyarakat harus terus mendapat pemahaman tentang bahaya radikalisme,
mengajak masyarakat melaporkan ke pihak terkait jika ada aktivitas
mencurigakan, demi menjaga kenyamanan bersama dan menjaga keutuhan
NKRI,” katanya.