Yang Tertinggal Dari Mayjen Agus SB; Semangat Dalam Balutan Senyuman Hangat

Meski mayjen TNI Agus Surya Bakti sudah tidak lagi menjabat sebagai deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, namun berbagai peninggalan yang beliau tancapkan di kedeputian ini masih terpampang jelas di mata saya, yang mana hal itu akan selalu menjadi dorongan untuk kerja-kerja yang lebih baik di masa-masa mendatang.

Saya harus mengucapkan selamat jalan, selamat bertugas dan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada Mayjen Agus SB atas seluruh capaian luar biasa yang beliau persembahkan bukan saja untuk kedeputian I, tetapi juga untuk seluruh kerja-kerja pencegahan terorisme di Indonesia. Hal yang paling menyita perhatian saya dari sosok jenderal bintang dua itu adalah semangatnya yang di atas rata-rata. Beliau juga sangat ahli dalam menularkan semangat tersebut kepada para stafnya di kantor, sehingga suluruh elemen di kedeputian ini mampu menampilkan kinerja yang bukan saja optimal, tetapi juga maksimal.

Sebagai Kepala Sub Direktorat Kewaspadaan di Kedeputian 1 bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, saya belajar banyak hal dari sosok mayjen Agus SB. Beliau dilimpahi dengan ide-ide dan gagasan cemerlang dalam penanganan terorisme dengan mengutamakan metode soft approach, di situ saya semakin menyadari bahwa kekerasan tidak selamanya bisa dilawan dengan kekerasan pula. Mayjen Agus SB telah membuktikan bahwa penyadaran dan pemberian informasi yang baik dan benar mampu membabat terorisme hingga ke akar-akarnya.

Hal ini ditunjukkan salah satunya dengan kegigihan beliau membangun dan mengembangkan Froum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) di 32 Provinsi. Melalui FKPT, BNPT aktif melakukan berbagai upaya pencegahan paham radikal dan terorisme yang ada di daerah-daerah, sehingga benih-benih jahat itu tidak dapat berkembang dan merusak ketentraman masyarakat.

Di tengah segala kesibukannya yang begitu padat, Pak Deputi –begitu saya biasa menyapanya—masih mampu ‘mengakali’ waktu untuk menulis buku. Selama bertugas di BNPT saja, beliau telah menghasilkan setidaknya empat buku penting yang menjadi acuan bagi pencegahan terorisme di negeri ini, yakni: Darurat Terorisme: Kebijakan Pencegahan (2014), Perlindungan, dan Deradikalisasi, Merintis Jalan Mencegah Terorisme (2014), Deradikalisasi Nusantara: Melawan Radikalisme dan Terorisme (2016), dan Deradikalisasi Dunia Maya (2016).

Satu lagi hal yang selalu saya ingat dari sosok “Bapak Deradikalisasi” itu adalah keramahan beliau yang selalu ditampakkan dalam senyum hangatnya. Beliau begitu dekat dengan seluruh staf di kedeputian satu. Kami semua tahu bahwa dibalik senyum hangatnya itu tersimpan semangat dan kepercayaan tinggi bahwa kita semua mampu memberikan yang terbaik untuk negeri yang kita cintai ini.

Akhirnya, saya mengucapkan selamat jalan dan selamat bertugas sebagai Panglima Kodam VII/Wirabuana di Sulawesi. Saya yakin Pak Agus mampu menghadirkan kedamaian dan kesejahteraan di tempat tugasnya yang baru. Salam hormat doa kami selalu menyertai.