Wulan Guritno: Terorisme Bisa Dicegah dengan Video

Denpasar – Aktris pemeran film “Gie”, Wulan Guritno, menilai terorisme adalah musuh bersama seluruh elemen bangsa yang harus dicegah. Untuk pencegahannya, dia menyebut video merupakan salah satu sarana yang bisa digunakan.

Hadir sebagai salah satu narasumber dalam Workshop BNPT Video Festival di Kota Denpasar, Rabu (19/7/2017), Wulan mengaku bangga bisa ikut andil dalam upaya pencegahan terorisme di Indonesia.

“Apapun profesimu, kita harus berperan untuk bangsa dan negara. Dan kami sebagai artis sangat senang, sangat berterimakasih kepada BNPT karena sudah dilibatkan dalam kegiatan pencegahan terorisme,” ungkap Wulan.

Terkait lomba video pendek BNPT yang diawali dengan workshop pembuatan video kepada pesertanya, Wulan menilainya sangat positif. Dia juga menyebut pilihan menjadikan video sebagai sarana pencegahan juga sebagai langkah cerdas. “Jika kita lihat Youtube misalnya, banyak video berisikan propaganda kebencian dan radikalisme. BNPT melawannya dengan video juga, dan di sini video memang bisa dijadikan sebagai sarana pencegahan (terorisme),” urainya.

Aktris yang juga ambil bagian dalam film “Naga Bonar” dan “Ruma Maida” tersebut juga mengapresiasi tema lomba, yaitu “Di Bawah Sang Merah Putih”.

“Banyak cerita bisa diangkat dari tema yang ditentukan. Misalnya bagaimana keragaman di Indonesia harus dijaga dan dilestarikan,” jelas Wulan.

Penulis skenario film “Tiga Srikandi”, Swastika Nohara, menimpali apa yang disampaikan Wulan Guritno. Menurutnya, kesesuaian cerita yang diangkat dengan tema yang ditentukan panitia akan menjadi salah satu penilaian dewan juri dalam menentukan pemenang.

“Dengan diberikan pembekalan terlebih dahulu, kualitas video yang dihasilkan oleh adik-adik pelajar diharapkan akan lebih baik,” kata Swastika.

Workhsop BNPT Video Festival merupakan salah satu metode yang dijalankan dalam kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian, yang menjadikan komunitas perempuan dari berbagai latar belakang organisasi sebagai peserta. Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2017. [shk/shk]