Waspada, Banyak Konten Keagamaan Tak Sesuai Ajaran Agama di Medsos!

Tanah Datar – Pemerintah Kabupaten Tanah Datar meminta masyarakat, khususnya generasi muda, mewaspadai peredaran konten keaagamaan yang justeru melenceng dari ajaran agama. Potensi penyebarluasan paham radikal terorisme disebut menyertai peredaran konten-konten dimaksud.

Hal ini dikatakan oleh Irwan, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Tanah Datar, saat mewakili Bupati menyampaikan sambutan di pembukaan kegiatan Pelibatan Pelajar SMA dan Sederajat dalam Pencegahan Terorisme, yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Barat, Kamis (12/3/2020).

“Jika kita ikuti perkembangan medsos, banyak informasi, banyak konten-konten yang mengatasnamakan agama, Islam salah satunya, tapi justeru berbeda jauh dari ajaran Islam itu sendiri. Generasi muda yang aktif menggunakan medsos harus mewaspadai ini,” ungkap Irwan.

Irwan mencontohkan, banyak kelompok-kelompok yang mengatasnamakan agama tertentu menyebarluaskan pemahamannya melalui medsos, padahal apa yang disampaikan tidak mencerminkan perilaku umat beragama. Antara lain berlaku fanatik, merasa paling benar, menolak menghargai perbedaan dan toleransi.

“Kita harus mengetahui apa ciri-ciri paham radikal terorisme, seperti yang saya sebutkan tadi. Mereka biasanya juga membentuk kelompok-kelompok, generasi muda harus waspada agar tidak terjerat masuk ke dalamnya,” tegas Irwan.

Pemerintah Kabupaten Tanah Datar diakuinya akan selalu mendukung setiap kegiatan yang bertujuan mencegah tersebarnya paham radikal terorisme. Akan tetapi diakuinya juga, dukungan masyarakat, tak terkecuali generasi muda sangat diperlukan untuk menjaga terciptanya keamanan.

“Slogan NKRI harga mati harus benar-benar terpatri pada diri kita semua,” pungkas Irwan.

Kepala Subdirekrtorat Bina Masyarakat BNPT, Solahuddin Nasution yang hadir untuk membuka kegiatan, mengatakan pelibatan pelajar SMA dan sederajat ini merupakan upaya BNPT dan FKPT melibatkan generasi muda dalam pencegahan terorisme. Dikatakannya, kemasan kegiatan melalui diskusi, nonton bareng, dan lomba video pendek merupakan bentuk pendekatan yang dusesuaikan dengan target audiens.

“Kami meyakini generasi muda Indonesia adalah anak-anak yang cerdas dan inovatif, sehingga kecerdasannya harus mendapatkan wadah yang tepat untuk dilibatkan dalam pencegahan terorisme,” ujar Solahuddin.

Melalui kegiatan ini, lanjut Solahuddin, BNPT dan FKPT juga menginginkan terkumpulnya materi kontrapropaganda yang dihasilkan oleh pelajar di Sumatera Barat dalam bentuk video pendek. “Kami mengundang pelajar-pelajar di sini untuk ikut lomba video pendek. Dengan itu kalian sudah ikut berperan di pencegahan terorisme, sekaligus berpeluang mendapatkan hadiah,” pungkasnya. [shk/shk]