Wapres: Kampus Harus Steril dan Bebas dari Paham Radikalisme

Jakarta – Kampus sebagai kawah candradimuka dalam melahirkan kaum intelektual harus steril dan bebas dari berkembangnya paham radikalisme. Oleh sebab itu, kampus harus diperkuat dengan ideologi kebangsaan.

Hal itu terungkap saat Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa beraudensi dengan Wakil Presiden Ma’ruf Amin terkait pencegahan paham radikalisme di perguruan tinggi. Koordinator Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa Karomani mengatakan para rektor berinisiatif membentuk forum tersebut karena selama ini muncul isu masuknya paham radikal di universitas-universitas.

“Karena lulusan universitas itu akan masuk ke setiap institusi negara dan kita harus memastikan steril dan radikalisme tidak bisa masuk ke kampus,” ujarnya di Kantor Wakil Presiden, Senin (2/3/2020).

Karomani yang merupakan Rektor Universitas Lampung (Unila) menyampaikan baru sekitar 30 rektor dari universitas negeri yang bergabung karena baru diinisiasi satu bulan lalu. Adapun langkah strategis yang akan diambil, dengan dialog dan seminar terkait ideologi yang melibatkan para mahasiswa di perguruan tinggi masing-masing.

“Saya kira bisa dilakukan dan mahasiswa sangat senang dengan hal-hal seperti itu. Jadi sifatnya dialog antarmereka supaya mereka tidak ikut arus yang seperti diindikasikan beberapa media,” katanya.

Pada November 2017, survei Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menunjukkan sekitar 37% pelajar dan mahasiswa setuju mengenai konsep jihad berperang melawan nonmuslim. Kendati demikian, masih dalam survei yang sama, sekitar 85% pelajar dan mahasiswa juga meyakini demokrasi sebagai sistem terbaik bagi negeri ini.

Sementara Wakil Presiden Ma’ruf Amin berharap paham-paham radikalisme bisa terbebas dari dunia kampus. Bagi Wapres, bibit radikalisme yang tumbuh di dunia pendidikan justru lebih berbahaya.

“Pak Wapres menyampaikan kalau kita tidak benahi kampus terkait dengan ideologi kebangsaan, itu akan berbahaya. Untuk itu, diharapkan pemerintah bersinergi untuk mencegah penyebaran radikalisme di kampus,” ujar Rektor Unila.

Sekretaris Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa Fathur Rakhman yang juga Rektor Universitas Negeri Semarang menambahkan, para rektor berkomitmen untuk memerangi radikalisme di dalam kampus masing-masing. Dengan begitu, sumber daya manusia (SDM) Indonesia nantinya lebih berkualitas.

“Nanti akan dilakukan MoU dengan para rektor dihadiri Pak Wapres untuk bersama-sama melakukan program pengembangan karakter dan penguatan bagi program bela negara dan antisipasi bagi radikalisme,” ujarnya.