Kimberly Taylor (27), relawan anti ISIS asal Inggris, mengaku siap bertarung di barisan paling depan. (foto: Independent.co.uk)

Tidak Sabar Ingin Segera Habisi ISIS, Perempuan Inggris Ini Rela Tumpahkan Darah

Raqqa – Serangan bertubi-tubi yang dilancarkan oleh pasukan militer pemerintah dan pasukan koalisi terhadap kelompok teroris internasional ISIS ternyata belum juga mampu menghancurkan kelompok bengis itu. Gerombolan teroris pimpinan Abu Bakar al Baghdadi itu memang dikabarkan mengalami kekalahan dahsyat akibat serangan tersebut, namun kelompok ini masih dapat terus bertahan.

Hal inilah yang membuat geram banyak pihak yang memandang upaya pemerintah –dan dunia—untuk menghancurkan ISIS tidak serius. Salah satu orang yang begitu geram terhadap keadaan ini adalah Kimberly Taylor, seorang perempuan relawan anti ISIS asal Inggris. Dikutip dari Independent.co.uk, Rabu (29/03/17), perempuan berusia 27 tahun ini menyebut pertempuran melawan ISIS kali ini telah memasuki puncaknya, di mana akan ada lebih banyak korban yang jatuh selama pertempuran berlangsung.

“Saya tahu akan ada banyak orang yang mati, utamanya di kota (Raqqa, red), pertempuran ini akan bermandikan darah,” ungkapnya.

Menurutnya, ISIS akan melakukan perlawanan sengit dalam pertempuran ‘final’ ini, meski begitu ia yakin ISIS akan mampu dikalahkan. Tentang banyaknya korban yang disebutnya akan berjatuhan selama perang berlangsung, perempuan yang memiliki nama lain Zilan Dilber ini menyebut hal itu sudah tidak mungkin dihindari lagi.

“hal ini tidak mungkin dihindari lagi, jadi kita harus menghadapinya,” tambahnya kepada wartawan Independent yang menemuinya di tempat perlindungan untuk perempuan Kurdi tidak jauh dari Raqqa.

Menurut informasi yang beredar, Kimmie akan bertarung bersama unit perlindungan orang (YPG) dan pasukan demokratik Suriah (Syirian Democratic Forces – SDF) yang mendapat dukungan penuh dari militer AS.