Sumber : dailymail.co.uk

Tidak Rela Berakhir Tragis, ISIS Intens Latih Anak-anak Jadi Teroris

Bogor – Tidak lama setelah mengklaim pelaku serangan bom di London sebagai pasukannya, kelompok ISIS mengunggah video sadis yang menampilkan anak-anak kecil dilatih untuk memburu dan membunuh tawanan kelompok teroris ISIS.

Dikutip dari dailymail.co.uk, Rabo (29/03/17), dalam video yang diunggah oleh ISIS tersebut, tampak anak-anak kecil yang telah dibekali dengan senjata api dipaksa untuk memburu dan membunuh tawanan di sebuah bangunan yang telah lama tidak dipakai. Anak-anak itu, yang disebut berusia tidak labih dari 11 tahun, tampak mendobrak kamar per kamar untuk mencari buruan mereka.

Dalam laporannya, independent menyebut ISIS tidak membuat ini sebagai ajang pelatihan, di mana anak-anak hanya akan dibekali dengan senjata mainan yang terbuat dari kayu dan sasaran buruan yang berupa boneka. Kelompok ISIS membekali anak-anak itu dengan senjata api sungguhan dan target yang berupa manusia yang diikat dan tampak sangat ketakutan.

Para ‘buruan’ itu dilaporkan tampak sangat ketakutan dan berusaha sebisa mungkin untuk lari dari anak-anak kecil ini sebelum akhirnya terpojok dan menangis memohon untuk dibebaskan. Di bagian terakhir dari video tersebut, para buruan tampak ditembak mati oleh anak-anak yang telah dipersiapkan untuk menjadi teroris tersebut.
Terkait dengan menyebarnya video unggahan ISIS ini, belum ada pihak yang memberi komentar, baik dari pemerintah Irak, Suriah, ataupun dari perwakilan pasukan koalisi. Meski begitu, fakta ini tidaklah terlalu mengejutkan. Kelompok ISIS diketahui telah sejak lama melibatkan anak-anak dalam banyak aksi kejamnya.

Hasil studi yang dilakukan oleh The Combating Terrorism Centre (CTC) di West Point, ISIS diketahui memang telah melakukan rekrutmen terhadap anak-anak untuk dijadikan teroris di masa mendatang. sementara CNN melaporkan bahwa ISIS memiliki lebih dari 1.500 pasukan anak-anak yang telah dilatih untuk menjadi pembunuh berdarah dingin.

Sementara CTC sendiri mencatat bahwa antara Januari 2015 – Januari 2016, ditemukan 89 anak yang mati saat bertarung bersama ISIS, di mana 39% di antaranya dipasang sebagai pelaku bom bunuh diri.