Teroris Kepri Merdeka Ancam Ledakkan Kapal Roro di Perairan Telaga Punggur

BATAM – Komplotan terorisme bernama ‘Kepri Merdeka’ pimpinan Abu Jamal, melakukan aksi pembajakan kapal Roro KM Barau pada Sabtu (9/5/2015) pagi.

Dari informasi yang dihimpun Tribun Batam, Kapal bermuatan 300 penumpang dan sejumlah kendaraan tersebut, diketahui baru berangkat menuju Pelabuhan Roro Tanjunguban dari Telaga Punggur, Batam.

Sekitar 10 menit berjalan, tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun dari lantai dasar kapal Roro menuju lantai atas penumpang. Sontak para penumpang kaget dan berteriak histeris ketakutan.

“Jangan bergerak! Jangan macam-macam! Atau saya buang ke laut!,” teriak seorang pria yang diketahui komplotan Teroris sambil menyandang senjata laras panjang.

Dengan teliti, para teroris pun menyuruh seluruh penumpang untuk tiarap di lantai sambil ‘mengacungkan’ senjatanya.

Bahkan beberapa kali, kembali senjata tersebut ‘menyalak’ hingga membuat seluruh penumpang panik, menangis dan berteriak keras.

“Ya Allah!! Ya Allah… Ampun,” teriak penumpang.

Sambil terus mengacungkan senjata, para teroris mengancam akan meledakkan kapal beserta penumpangnya, jika Pemerintahan Indonesia tidak mengabulkan permintaan mereka.

“Kami akan buat perhitungan dengan pemerintah Indonesia. Jika tidak penuhi permintaan kami, kapal ini akan kami ledakan. Ingat kami tidak ‘main-main’. Akan kami ledakkan!” ungkap seorang pria yang diduga pimpinan terorisme melalui sambungan radio komunikasi kapal.

Mendapati informasi tersebut, aparat keamanan pun tidak tinggal diam. Dan langsung mengutus Satgas Elang Laut Marinir yang dibantu Satuan udara Tanjungpinang.

Sekitar 50 pasukan khusus tadi, langsung menerobos masuk melalui buritan kapal dan berusaha menangkap para pembajak.

Usaha pencegahan para pembajak akhirnya berhasil dikalahkan. Sekitar 13 teroris berhasil ditangkap. Dua diantaranya ditembak mati.

“Ini merupakan simulasi penanganan teroris yang dibuat Satgas Elang Laut untuk menyelamatkan penumpang yang dibajak para teroris. Hal ini tidak saja dilakukan kapal penumpang, tetapi bisa saja kapal tanker, kapal barang di pulau terluar obyek vital,” kata Komandan Yonif Batalyon Infantri Marinir X SBY Letkol Marinir Kresno Pratowo.(*)

sumber : tribunnews.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *