Serangan Udara Rusia Bombardir Markas ISIS di Suriah, 200 Teroris Tewas

Moskow – Pasukan Rusia mengkonfirmasi telah melakukan serangan udara pada hari Senin (19/4), serangan itu berhasil menewaskan 200 militan ISIS di timur laut Palmyra, Suriah.

“Setelah mengonfirmasi data melalui berbagai saluran di lokasi fasilitas teroris, pesawat Angkatan Udara Rusia melakukan serangan udara,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan.

“Mereka melenyapkan dua tempat persembunyian dan hingga 200 militan,” lanjut pernyataan tersebut, sabagaimana dikutip AFP, Selasa (20/4).

Menurut militer Rusia, kelompok teroris membangun pangkalan-pangkalan yang disamarkan di timur laut Palmyra, di mana fasilitas-fasilitas tersebut dibangun untuk serangan teroris dan pembuatan alat peledak.

Wakil Kepala Pusat Rusia untuk Rekonsiliasi Suriah, Laksamana Muda Alexander Karpov, mengonfirmasi serangan militer hari Senin. Menurutnya, pesawat-pesawat Angkatan Udara Rusia telah mencapai target-target mereka.

Selama konferensi pers kemarin, dia mencatat bahwa pasukan Rusia menerima informasi bahwa kelompok militan mendirikan pangkalan yang disamarkan di timur laut Palmyra, di mana kelompok-kelompok militan dibentuk untuk melakukan serangan teroris di berbagai wilayah negara itu. “Serta untuk pembuatan peledak improvisasi,” paparnya.

Setelah lokasi objek-objek itu dikonfirmasi, serangan udara diluncurkan oleh Pasukan Dirgantara Rusia.

“Akibatnya dua tempat penampungan, hingga 200 militan, 24 truk pickup dengan senapan mesin berat, serta sekitar 500 kilogram amunisi dan komponen untuk membuat alat peledak rakitan hancur,” kata Karpov yang dilansir Sputniknews.

“Kelompok bersenjata ilegal telah merencanakan serangan teroris dan penyerangan terhadap badan-badan pemerintah di kota-kota besar untuk mengguncang situasi di negara itu menjelang pemilihan presiden, yang dijadwalkan pada 26 Mei,” paparnya.

Menurutnya, para teroris dilatih di kamp pelatihan para militan, yang terletak di wilayah yang tidak dikuasai oleh otoritas Suriah, termasuk di zona At-Tanf yang dikendalikan oleh angkatan bersenjata Amerika Serikat.