Redam Paham Kekerasan, Kepala BNPT Beserta Rombongan Sambangi Ulama Nusantara

Jakarta – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Komjen Suhardi Alius tampak begitu serius meredam penyebaran dan bahaya paham-paham radikal berisi ajakan permusuhan dan kebencian, ini ditunjukkan dengan kunjungannya bersama rombongan ke sejumlah pimpinan ormas Islam terbesar di indonesia dan seorang tokoh nasional, Buya Syafi’i Ma’arif.

Rangkaian kunjungan ini dimulai pada Kamis (28/07/16), di mana ia dan rombongan menyambangi ketua PBNU, KH. Said Aqil Siroj, di kantor PBNU di jalan Kramat Raya, Jakarta Pusat. Di sana, kedatangannya juga disambut oleh segenap pengurus PBNU yang menyambut baik kunjungan BNPT ini.

Di hari yang sama, rombongan melanjutkan kunjungan ke kantor PP Muhammadiyah, di mana mereka telah ditunggu oleh ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nasir beserta segenap pengurus pusat, termasuk ada pula Busyro Muqoddas di sana. Kedatangan rombongan BNPT disambut positif oleh para pengurus PP Muhammadiyah yang memang telah menyatakan sikap untuk ikut melawan radikalisme dan terorisme.

Hal ini dipertegas oleh Seketaris umum PP Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’ti yang menyatakan bahwa bagi Muhammadiyah, teroris adalah kejahatan yang luar biasa. Ini disampaikannya dalam dialog Pencegahan Paham Radikal Terorisme dan ISIS Bersama Muhammadiyah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang dilaksanakan di kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Kamis (28/2016).

Keesokan harinya, Jumat malam, (30/07/16) giliran kediaman tokoh nasional, Buya Syafi’i Ma’arif yang didatangi rombongan kepala BNPT dan jajaran. Pada kunjungan kali ini, Buya meminta agar BNPT meningkatkan integrasi antar lembaga dan kementrian dalam penanggulangan terorisme, sehingga hasil yang dicapai bisa lebih maksimal.

Tiga kunjungan yang dilakukan dalam dua hari ini diakui Komjen Pol Suhardi sebagai langkah yang positif, sejak awal ia memang mentargetkan akan menggandeng para ulama untuk ikut meredam laju paham radikal yang semakin meresahkan. Kedepan, pria kelahiran Jakarta 1962 akan menggandeng tokoh-tokoh agama lintas iman untuk ikut melawan radikalisme dan terorisme.

Sejak awal memimpin BNPT, Komjen Pol Suhardi memang telah menegaskan bahwa tugas BNPT bukan hanya melawan terorisme, tetapi lebih dari itu adalah memastikan bahwa paham-paham kekerasan tidak mendapat tempat di masyarakat. Untuk itu, pihaknya menggandeng para ulama dan tokoh nasional guna ikut membentengi masyarakat dari pengaruh-pengaruh buruk paham radikal dan terorisme.