Ratusan Anggota ISIS Ditangkap Ketika Hendak Menyusup Rombongan Imigran Gelap

Guatemala – Kelompok advokasi Judicial Watch mengatakan bahwa ada sekitar 100 anggota ISIS ditangkap di Guatemala. Mereka ditangkap ketika menyusup ke dalam rombongan imigran gelap Amerika Tengah yang mencakup imigran Guatemala dan Honduras, yang berjalan kaki menuju utara ke perbatasan Amerika Serikat.

Rombongan itu berangkat dari Honduras ke Guatemala pada 15 Oktober 2018. Mereka kini sudah tiba di Meksiko dan jumlahnya membengkak menjadi 7.000 orang.

Judicial Watch baru-baru ini mencatat bahwa pernyataan tentang ISIS tersebut disampaikan oleh Presiden Guatemala, Jimmy Morales dalam konferensi keamanan baru-baru ini yang dihadiri oleh Wakil Presiden AS, Mike Pence dan Menlu AS, Mike Pompeo serta presiden Honduras dan El Salvador bersama pejabat Amerika Latin lainnya.

“Kami telah menangkap hampir 100 orang yang sepenuhnya terlibat dengan teroris, dengan ISIS dan kami tidak hanya menahan mereka di dalam wilayah kami, tetapi mereka telah dideportasi ke negara asal mereka,” ujar Morales, seperti dikutip Judicialwatch.org, Senin (22/10).

Judicial Watch tidak menjelaskan apakah anggota ISIS itu masih ada yang lolos untuk menyusup ke dalam rombongan orang-orang yang bepergian ke utara dalam karavan. Beberapa teroris adalah warga Suriah yang tertangkap dengan dokumen palsu.

Menurut Morales, di tahun-tahun sebelumnya seorang teroris dapat dengan mudah menyelinap bersama anak di bawah umur. Mereka kemudian melakukan kejahatan keji dan bergabung dengan genkster.

Organisasi itu menambahkan bahwa anggota geng remaja MS-13 mendapat pasokan anggota baru dari sejumlah besar imigran gelap anak-anak yang datang melalui perbatasan, dan diberikan pengampunan di bawah pemerintahan mantan Presiden Obama.

“Pada saat itu lebih dari 60.000 anak tanpa didampingi orangtua, banyak yang memiliki sejarah kriminal, telah menyerbu masuk ke AS dalam beberapa bulan. Puluhan ribu lainnya akhirnya berhasil melanjutkan perjalan ke utara,” katanya.

Presiden Donald Trump telah mengancam akan menutup perbatasan AS-Meksiko jika pihak berwenang di Meksiko dan negara-negara Amerika Tengah gagal menghentikan rombongan imigran gelap mencapai perbatasan.

“Saya harus, dalam hal yang paling kuat, meminta Meksiko untuk menghentikan serangan gencar ini. Dan jika tidak dapat melakukannya, saya akan memanggil Militer AS dan MENUTUP PERBATASAN SELATAN KAMI,” Trump berkicau di Twitter pada Minggu (21/10/2018).

“Serangan terhadap negara kami di Perbatasan Selatan, termasuk unsur-unsur Pidana dan OBAT yang ikut mengalir masuk, jauh lebih penting bagi saya, sebagai Presiden, daripada Perdagangan atau USMCA.”