Radikalisme Sasar Kalangan Muda, Mantan Napiter: Orang Tua Jadi Kunci Pencegahan

Solo – Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membendung paham radikalisme yang menyasar kalangan anak muda. Kasus bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan dan upaya penyerangan Mabes Polri menunjukkan fakta bahwa keberadaannya melibatkan generasi milenial.

Mantan narapidana terorisme (napiter), Joko Suroso (Joko Padang) menilai peran orang tua cukup besar sebagai pencegahan. Sebab idealisme kaum milenial cukup tinggi dan akan diperjuangkan hingga tercapai, termasuk jika masuk dalam paham terorisme.

“Apalagi jika dikaitkan dengan sentimen agama, maka sangat mudah sekali untuk dimasuki,” kata Joko saat acara Ngabuburit dan Silaturahmi antara PWI Surakarta, Polda Jateng, dan Yayasan Gema Salam di Solo, dikutip Antara, Senin (3/4).

Dalam diskusi dengan tema Membendung Radikalisme di Kalangan Anak Muda, Joko memaparkan orang tua wajib memperhatikan berbagai aktivitas anak. Mulai pergaulan, sekolah, hingga tempat ibadah.

“Semua anak bisa jadi sasaran, siapa saja bisa direkrut,” ujar pria yang dulu pernah masuk jaringan teroris Noordin M Top dan Dr Azhari ini.

Jika ada semangat dan momentum yang tepat, seperti isu ketidakadilan dan penindasan, maka semakin mudah untuk masuk. Diakuinya, butuh waktu lama dan tidak bisa secara instan. Orang tua harus bisa mengarahkan anak untuk memilih komunitas pergaulan.

“Seperti anaknya menghadiri diskusi kok mengarahnya semakin keras dan orang tua tidak didengarkan, nah itu ada indikasi. Ini harus diperhatikan,” ujarnya.

Direktur Amir Machmud Center (AMC), Dr Amir Machmud tak menampik jika radikalisme sudah masuk semua kalangan.

“Paham radikalisme masuk ke beberapa level kalangan. Jangan sampai dibiarkan, karena radikalisme tidak akan hilang mengingat ini adalah ideologi,” ucap Amir.

Dirintelkam Polda Jateng, Kombes Pol Jati Wiyoto Abadi mengatakan, diperlukan sinergitas antarpihak dan stakeholder untuk membendung radikalisme dan terorisme di tanah air.

“Tugas Polri tidak hanya penegakan hukum saja, namun juga membangun sinergitas untuk membendung terorisme. Butuh dukungan semua pihak,” katanya.