Polri Ungkap Proses Negosiasi dengan Istri Terduga Teroris Abu Hamzah

Jakarta – Proses negosiasi antara polisi dengan istri terduga teroris Husain alias Abu Hamzah agar tak meledakkan diri dengan bom di kediamannya, di Sibolga, Sumatera Utara diungkapkan Mabes Polri.

Menurut Karopenmas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, negosiasi itu dilakukan sejak penangkapan sang suami pada Selasa (12/3) siang hingga Rabu (13/3) dini hari.

Proses negosiasi dipimpin langsung Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Agus Andrianto bersama Kapolres, Bupati dan Dandim setempat melalui pengeras suara masjid.

“Jadi nego itu dipimpin oleh kapolda sendiri, bersama kapolres, bupati serta dandim. Justru kita menggunakan pengeras suara masjid, takmir masjidnya juga didengar suaranya,” kata Dedi di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (13/3).

Baca juga : Selain Abu Hamzah, Densus 88 Antiteror Juga Ciduk Dua Terduga Teroris Lainnya di Sibolga

Dijelaskannya, aparat kepolisian tidak langsung masuk ke kediaman terduga teroris karena alasan mengutamakan keselamatan jiwa orang dalam rumah juga petugas.

Bahkan, untuk menghasilkan kesepakatan polisi sampai menghadirkan Abu Hamzah untuk terjun langsung meyakinkan sang istri agar tidak meledakkan diri.

“Ya termasuk si Abu Hamzah itu sempat menyampaikan imbauan kepada istrinya agar tidak meledakkan diri. Tapi Abu Hamzah juga menyampaikan kepada petugas bahwa istrinya memang lebih kuat terpapar paham ISIS dibanding dirinya sendiri,” Dedi mengungkapkan.

Dan akhirnya, suara ledakan kemudian terdengar dari pukul 01.20 WIB sampai jam 01.40 WIB.

“Kami belum mendekat ke TKP dulu, karena khawatir ada ledakan susulan. Ternyata benar, selang beberapa menit terjadi susulan ledakan kembali. Sehingga terjadi kebakaran di rumah,” kata dia.

Sebagai langkah awal, lanjutnya, aparat kepolisian memanggil pemadam kebakaran (damkar) untuk memadamkan api, agar tidak meluas karena lokasinya padat penduduk.

“Kalau tidak segera dipadamkan akan terjadi kebakaran yang cukup luas. Api berhasil dipadamkan sekitar jam 04.00 WIB. Pagi baru aparat berhasil mengevakuasi tubuh korban dan siang baru bisa diidentifikasi,” tuturnya.

Dari hasil identifikasi polisi mendapati dua jasad korban yakni seorang perempuan berusia di atas 30 tahun dan satu anak-anak yang diperkiraan berusia sekitar 2 tahun.