(sumber gambar: ntmcpolri.info)

Polri Beli 5000 Pistol PT Pindad Untuk Polantas Melawan Teroris

Jakarta – Kapolri Jenderal Tito Karnavian akan membekali Polisi Lalu Lintas (Polantas) dan anggota Sabhara dengan pistol untuk melawan teroris di lapangan. Guna mewujudkan itu, Kapolri akan membeli lima ribu unit senjata api jenis pistol bikinan PT Pindad. Pistol itu akan menjadi kelengkapan Polantas dan anggota Sabhara yang kerap menjadi sasaran serangan teroris.

Dikatakan, Polri sebenarnya ingin membeli 10 ribu lebih unit pistol, tetapi PT Pindad baru menyediakan separuhnya. Namun, dia mengaku lupa jenisnya, hanya yang pendek. Pendek, pistol. Pistol bukan senjata panjang. Pengadaan pistol ini akan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2017.

“Saya kemarin tanya kepada Pindad, mereka punya persediaan kira-kira 5.000 (unit pistol). Kami mintanya kalau bisa di atas 10 ribu. Tapi, 5 ribuan kalau nggak salah yang tersedia. Ya kalau ada itu ya kami mau beli semua,” kata Tito Karnavian kepada wartawan di Rupatama, Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (26/7/2017).

Dijelaskan sebenarnya Polri membutuhkan lebih dari 20.000 unit pistol, karena peruntukannya membekali anggota yang bertugas di jalanan sehari-hari. Sumber dananya adalah anggaran tahun ini, APBN-P. Pembelian pistol di Pindad harus selesai anggaran tahun ini. Bukan multiyear. Jadi, untuk tahun ini persediaan mereka 5.000. Mungkin kalau mereka bisa produksi lagi dalam beberapa bulan lagi.

Karena proyek ini tidak bersifat multiyears, Polri akan membeli sebanyak yang mampu diproduksi PT Pindad dan selama anggaran mencukupi. “Tapi, kalau semampunya Pindad dan ada sisa anggaran,” sambung Tito.

Kapolri juga menyampaikan bahwa rencana pembelian pistol dari PT Pindad sudah dikomunikasikan Polri ke DPR. Namun, Tito belum dapat mengungkapkan berapa biaya yang akan keluar terkait pengadaan pistol ini, karena sedang dibahas dengan DPR.

Sebelumnya diungkapkan rencana pembekalan senjata kepada polisi-polisi yang sehari-hari bertugas di jalanan. Mereka adalah polisi lalu lintas dan anggota Sabhara. Kapolri menimbang pembekalan senjata perlu dilakukan karena polisi kerap menjadi sasaran serangan teroris.

“Pembekalan senjata merupakan tuntutan dari teman-teman di lapangan. Lalu lintas dan Sabhara yang jadi korban-korban kebrutalan teroris. Di Kampung Melayu dan di Tuban, misalnya. Mereka diserang oleh teroris tapi tidak dilengkapi dengan alat bela diri yang cukup. Khususnya senjata api,” pungkasnya.