Polda Sulut: Ibu Harus Jadi Polisi Diri dan Keluarga

Manado – Kepala Bagian Analis Direktorat Intelkam Polda Sulawesi Utara, Ajun Komisaris Besar Amelia Pontoh, menyebut paham radikal terorisme sudah ditemukan di wilayahnya. Sebagai bentuk kewaspadaan dan pencegahan, dia mendorong kelompok perempuan mampu menjadi polisi bagi dirinya dan keluarganya.

Hadir sebagai pemateri di kegiatan Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian di Manado, Kamis (5/10/2017), Amelia mengungkapkan bulan lalu Polda Sulut mengamankan 2 orang simpatisan Islamic State (IS) yang kedapatan mengibarkan bendera IS di rumahnya. Meski pada akhirnya dilepaskan, pihaknya hingga saat ini terus melakukan pemantauan terhadap keduanya.

“Kakak dan adik kami tangkap. Keluarganya sempat membantah karena alasan tidak tahu bendera yang dipasang. Itu bohong, anak usia dua puluh tahun tidak mungkin tidak tahu bendera yang dipasangnya,” ungkap Amelia.

Penangkapan dua orang simpatisan IS tersebut, lanjut Amelia, menunjukkan jika paham radikal terorisme sudah ditemukan di Manado. “Jika sudah ada fisiknya, ada orang yang ditangkap, berarti pahamnya sudah ada dan berpotensi akan menyebar. Ini yang harus kita waspadai dan antisipasi,” tambahnya.

Posisi Sulawesi Utara yang berbatasan langsung dengan Filipina Selatan, juga disampaikan Amelia sebagai dasar pentingnya kewaspadaan terhadap radikalisme dan terorisme. Pulau terluar di wilayah Sulawesi Utara hanya berjarak tak lebih dari 3 jam perjalanan ke Pulau Bolut di Filipina Selatan.

“Warga kita bahkan biasa berinteraksi dengan mereka di Pulau Bolut. Interaksi fisik saja tidak masalah, tapi jika sudha interaksi ideologi, paham radikal terorisme, itu yang harus kita tolak dan atasi bersama-sama,” tegas Amelia.

Untuk mengantisipasi paham radikal terorisme semakin menyebarluas, Amelia mendorong adanya kewaspadaan pada kelompok perempuan. Dia mengatakan, seorang ibu harus bisa menjadi polisi yang mampu menjaga dirinya dan keluarganya.

“Jika anak-anak kita mulai mengurung diri, mulai berani melawan perintah, itu tanda awal mereka terasuki paham radikal terorisme. Perketat pengawasan, jangan diabaikan!” tegas Amelia.

Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian merupakan slaah satu metode yang dijalankan di kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah Workshoip BNPT Video Festival, pembekalan kepada pelajar peserta lomba video pendek BNPT terkait tehnik pembuatan video yang baik dan benar. Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2017. [shk/shk]