Perkuat Daya Tangkal Terhadap Paham Radikalisme Melalui Sosial dan Budaya

Lampung – Indonesia merupakan negara kepulauan dengan ragam bahasa dan budaya. Keragaman inilah yang menjadi kekayaan dan keunikan bangsa Indonesia.

Selain itu masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang mempunyai karakter asli, yaitu gotong royong. Gotong royong dan kebersamaan inilah yang menjadi senjata bagi masyarakata Indonesia dalam membentengi dan menghalau segala paham yang bertentangan dengan nilai – nilai luhur bangsa Indonesia dan Ideologi bangsa yaitu Pancasila.

Akar persoalan radikalisme tidak selalu bermotif agama, namun faktor – faktor lainya seperti ekonomi dan merasa tidak adil juga menjadi sebagian faktor yang mempengaruhi sebagian orang untuk bergabung kedalam kelompok radikalisme. Oleh karena itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Lampung menggelar kegiatan dialog yang melibatkan Komunitas Seni, Budaya Dalam Pencegahan Terorisme dengan tema “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”. Pada hari, Kamis, (2/11/17) bertempat di Hotel Horison, Bandar Lampung.

BNPT menyadari upaya memberantas paham radikalisme di Indonesia khususnya tidak dapat dilakukan sendirian terlebih dilakukan hanya melalui pendekatan satu metode saja. Diperlukan berbagai macam pendekatan seperti melalui pendekatan seni dan budaya sehingga dapat menjangkau semua lapisan masyarakat.

Ahda Imran yang menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan tersebut secara jelas mengungkapkan radikalisme terbentuk melalui sifat keras yang ada dalam diri seseorang. Oleh karenannya menjadi tugas bersama termasuk para seniman untuk turut terlibat secara nyata dalam membendung paham radikalisme melalui karya – karya puisi maupun karya lainnya yang bersifat seni dan budaya untuk menjadikan lembut hati dan pikiran yang keras tersebut.

“Seni mempunyai sifat yang lemah lembut, sehingga dapat menjangkau siapa saja, oleh karena itu seni dan budaya dapat dimanfaatkan secara baik dalam upaya meredam perkembangan paham radikalisme di Indonesia,” Ungkap Imran.

Dengan terselenggarannya kegiatan dialog yang melibatkan komunitas seni dan budaya tersebut, harapannya kedepan semua elemen masyarakat dapat terlibat secara aktif untuk mengkampanyekan bahaya paham radikalisme dan menjauhi sifat keras hati yang selalu menyalahkan antar sesama anak bangsa.