Perangi Ekstremisme dan Terorisme, Arab Saudi Tahan 1.500 Orang Dalam 3 Tahun

Riyadh – Pemerintah Arab Saudi menilai negaranya lebih baik dibandingkan Turki dalam hal menangani kritik.

Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) mengatakan dia berupaya sebaik mungkin menjalankan perannya sebagai putra mahkota dan wakil Perdana Menteri (PM).

“Jumlah orang yang kami tahan dalam tiga tahun terakhir terkait ekstremisme, terorisme, intelijen asing yang ingin masuk ke Arab Saudi dan memanfaatkan atau mengintimidasi orang-orang dengan menggunakan kebebasan berpendapat serta semacamnya adalah sekitar 1.500 orang,” ujarnya seperti dikutip dari Bloomberg, Senin (8/10/2018).

Menurut MBS, Turki menahan jauh lebih banyak orang yakni mencapai 50.000 orang dalam periode yang sama.

Dia melanjutkan dari 1.500 orang tersebut, sebagian besar tidak terkait dengan isu kebebasan berpendapat dan akan pulang ke rumah masing-masing setelah proses hukumnya selesai.

Arab Saudi, terutama MBS, menjadi perhatian dunia ketika ada sejumlah aktivis perempuan yang ditahan. Ironisnya, MBS melakukan reformasi di negaranya seperti dengan membuka kembali bioskop di seluruh negeri, mencabut larangan mengemudi bagi perempuan, dan mendorong partisipasi perempuan yang lebih luas di berbagai sektor.

Penahanan itu pun memicu ketegangan diplomatik dengan Kanada, yang mengkritik langkah tersebut.

Para aktivis itu sebelumnya cukup aktif mengampanyekan kebebasan mengemudi bagi perempuan dan meminta diakhirinya sistem perwalian oleh para lelaki. Sistem perwalian mewajibkan perempuan untuk mendapatkan izin dari kerabat lelakinya sebelum melakukan aktivitas atau keputusan tertentu.

Hal ini berujung pada pembekuan transaksi perdagangan dan investasi baru dengan Kanada. Arab Saudi juga menarik duta besarnya dari Kanada dan memberikan waktu 24 jam bagi duta besar Kanada di Riyadh untuk kembali ke negaranya.

MBS menegaskan siapapun yang memiliki kaitan dengan intelijen untuk melawan Arab Saudi atau kelompok ekstremis dan teroris, berdasarkan informasi yang jelas dan akurat, akan menghadapi hukum di negara tersebut.

“Kami mencoba menghapus ekstremisme dan terorisme tanpa memicu perang sipil, tanpa menghentikan negara untuk berkembang, dengan progres berkelanjutan di semua elemen. Jika ada harga yang kecil yang harus dibayar, maka itu lebih baik dibandingkan membayar utang yang lebih besar di kemudian hari,” tandasnya.