Pelajar di Tidore Didorong Jadi Penggerak Pencegahan Terorisme

Tidore – Asisten Sekretaris Daerah Maluku Utara bidang Pemerintahan, Umi Abdul Rasyid, menyebut wilayahnya memiliki kerawanan terhadap potensi perpecahan yang dipicu oleh ideologi bertentangan dengan Pancasila. Kalangan pelajar didorong untuk berperan aktif jadi penggerak dalam langkah pencegahan.

Demikian disampaikan Umi Abdul Rasyid saat membacakan sambutan Gubernur Maluku Utara di pembukaan kegiatan Workshop Lomba Video Pendek yang diselenggarakan BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Maluku Utara di Aula Kantor Walikota Tidore, Rabu (25/7/2018).

“Kerawanan itu tentu bertolak belakang dengan apresiasi dari Kementerian Agama yang menilai Maluku Utara sebagai provinsi penuh harmoni,” kata Umi.

Masyarakat, khususnya pelajar peserta kegiatan, didorong untuk bersama-sama ikut melakukan pencegahan agar kerawanan yang dimaksudnya tidak berubah menjadi radikalisme dan terorisme. Dorongan itu disampaikan Umi sebagai respon Atas perkembangan di lapangan yang menunjukkan munculnya pelaku baru disebuh jaringan terorisme, saat ada bagian di dalamnya yang berhasil ditindak oleh aparat keamanan.

“Dibutuhkan kerja serius untuk mencegah tidak semakin suburnya jaringan pelaku terorisme. Kelompok pelajar bisa berada di garda terdepan dalam proses pencegahan,” urai Umi.

Pemerintah Provinsi Maluku Utara, masih kata Umi, menyampaikan ucapan terimakasih kepada BNPT dan FKPT yang telah menginisiasi terlaksananya pemberdayaan kelompok pelajar tersebut. “Semoga Maluku Utara akan selalu aman, dihindarkan dari kejahatan terorisme,” tegasnya.

Sekretaris FKPT Maluku Utara, Idris Adjab, mendukung dorongan agar pelajar terlibat dalam upaya pencegahan terorisme, salah satunya dapat diwujudkan melalui keikutsertaan dalam lomba video pendek BNPT. Tema “Menjadi Indonesia” yang ditetapkan oleh panitia bisa dengan mudah direalisasikan dalam wujud karya di Maluku Utara.

“Mauku Utara memiliki keragaman yang harus dijaga, bukan sebaliknya dijadikan alasan memicu konflik dan perpecahan. Pelajar harus memahami dan ikut merawat keragaman ini,” tandas Idris.

Di hadapan 100 pelajar setingkat SMA, Idris juga mengungkapkan merawat keragaman adalah wujud dari pengamalan Bhineka Tunggal Ika yang menjadi jiwa atas rasa nasionalisme. “Dengan ikut menjaga keragaman, membuat video yang menggambarkan keragaman yang terjaga, kalian sudah menunjukkan nasionalisme terhadap bangsa dan negara,” pungkasnya. [shk/shk]

Kegiatan Workshop Lomba Video Pendek di Tidore terlaksana atas kerjasama BNPT dan FKPT Maluku Utara. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. [shk/shk]