Pegiat Medsos Riau, Yuk, Ikuti Pelatihan Pencegahan Terorisme!

Pekanbaru – Media sosial selama ini dianggap turut berperan dalam penyebarluasan radikalisme dan dampak kengerian atas aksi terorisme. Bagaimana agar medos tidak dimanfaatkan secara negatif, BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Riau akan memberikan pembekalan ke masyarakat.

Staf Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Rusdiansyah Batubara, mengatakan pembekalan ke masyarakat Riau terkait penggunaan media sosial secara positif dikemas dalam kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat, yang dilaksanakan di Kota Pekanbaru, Rabu (25/7/2018). Melalui kegiatan ini masyarakat akan dibekali bagaimana mengenali bahaya radikalisme dan terorisme yang disebarluaskan melalui media sosial.

“Peserta juga akan dilatih memanfaatkan media sosial secara positif, seperti membuat meme, info grafis dan lain sebagainya,” kata Rusdiansyah.

Untuk menunjang penyampaian materi tersebut, lanjut Rusdiansyah, BNPT dan FKPT Riau sudah menyiapkan sejumlah pemateri yang berkompeten. Antara lain anggota Dewan Pers, Jimmy Silalahi dan tim kreatif dari portal berita liputan6.com, Andi Muhyidin.

“Pak Jimmy akan menjelaskan bagaimana bahaya hoax, sementara Mas Andi akan memberikan materi seputar pembuatan video grafis,” tambah Rusdiansyah.

Kegiatan literasi digital di Pekanbaru, Riau, masih kata Rusdiansyah, diikuti oleh 105 orang peserta yang terdiri dari pegiat medsos dan perwakilan dunia pendidikan. “Pendidik penting untuk ikut kami hadirkan untuk menyebarluaskan apa yang disampaikan di kegiatan ini ke anak didiknya,” tandasnya.

Kepala Subbagian Tata Usaha Deputi bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Ahadi Wijayanto, dalam sambutan mewakili Direktur Pencegahan, mengatakan literasi digital sangat dibutuhkan untuk mengimbangi kemajuan teknologi yang saat ini tengah terjadi. BNPT dan FKPT Riau berkepentingan memberikan pengetahuan ke masyarakat agar media sosial sebagai salah satu wujud kemajuan teknologi, tidak dimanfaatkan sebagai sarana penyebarluasan ajaran radikalisme dan terorisme.

“Media sosial adalah media baru yang tak jarang dimanfaatkan secara negatif. Ini yang sedang kami cegah,” kata Ahadi.

Ahadi menambahkan, perkembangan terorisme saat ini belum menunjukkan tanda-tanda penurunan. Dibutuhkan sinergitas antara pemerintah, aparat keamanan dan masyarakat untuk langkah pencegahan. “Dukungan masyarakat, keikutsertaan masyarakat dalam langkah pencegahan, mutlak dibutuhkan untuk mencegah terorisme,” tutup Ahadi. [shk/shk]