Pedoman Pembinaan Wawasan Keagamaan diperlukan agar Program bisa berjalan efektif dan diterima oleh Mitra Deradikalisasi

Bogor – Pembinaan wawasan keagamaan merupakan salah satu tahapan dari Program Deradikalisasi yang dilakukan Badan Nasiona Penanggulangan Terorirme (BNPT) terhadap mantan narapidana dan kombatan terorisme yang tentunya menjadi mitra deradikalisasi BNPT

Namun demikian dalam menjalankan program tersebut, tentunya harus ada pedoman yang baku saat dipakai dalam menjalankan proram deradikalisasi yang salah satunya adalah Pedoman Pembinaan Wawasan Keagamaan .

Hal tersebut dikatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI Hendri Paruhuman Lubis dalam sambutannya saat membuka acara Pembahasan Draft Revisi Pedoman Pembinaan Wawasan Keagamaan yang digelar Subdit Bina Masyarakat pada Direktorat Deradikalisasi di Kedeputian I BNPT. Acara tersebut digelar di LorIn Sentul Hotel, Citeurep. Kab. Bogor, Jumat (26/6/2020).

“Karena program ini akan berjalan efektif jika pesan yang disampaikan sangat jelas sesuai dan relevan dengan kondisi penerima pesan. Begitu juga dengan Pembinaan Wawasan Keagamaan akan menjadi efektif jika isu-isu dan gaya pendekatan yang disampaikan sesuai dengan kondisi sosial dan psikologis audiens,” ujar Mayjen Hendri Paruhuman Lubis..

Deputi I BNPT beralasan bahwa perlunya pedoman pembinaan Wawasan Keagamaan ini dikarenakan pergerakan kelompok terorisme akan terus mengalami perubahan, sehingga menuntut para pegiat deradikalisasi juga harus beradaptasi, memperbaharui pengetahuan dan memperdalam pola-pola pendekatan.

“Pedoman Wawasan Keagamaan ini merupakan sebuah pedoman pelaksanaan yang nantinya akan digunakan oleh pegiat deradikalisasi dalam memberikan pembinaan bertemakan nilai-nilai keagamaan kepada para mitra deradikalisasi,” kata mantan Komandan Satuan Induk Badan Intelijen Strategis (Dansat Induk) Bais TNI ini

Karena itulah menurut Deputi I, kegiatan pembinaan wawasan keagamaan kepada para mitra deradikalisasi ini perlu untuk terus dilaksanakan secara sistematis dan terkendali. Sehingga tetap relevan dan tepat sasaran saat menjalankan program tersebut kepada para mitra deradikalsiasi ini.

“Karena Pedoman Pembinaan Wawasan Keagamaan ini adalah pedoman dasar bagi pegiat deradikalisasi dalam melaksanakan kegiatan pembinaan wawasan keagamaan terhadap para mitra..Oleh karena itu perlu adanya suatu dokumen acuan yang dapat menjadi alat bagi para pelaksana program deradikalisasi agar segala kegiatan yang dilaksanakan menjadi efektif,” kata alumni Akademi Militer tahun 1986 ini.

Mantan Dansat Intelijen Bais TNI ini pun berharap, dengan adanya pedoman wawasan keagaman tersebut, para pegiat deradikalisasi dapat merencanakan pembinaan yang substantif dan aplikatif sehingga manfaat dari pembinaan benar-benar dapat dirasakan oleh mitra deradikalisasi secara maksimal.

“Karena dengan adanya kegiatan pembinaan yang bertemakan keagamaan ini diharapkan para mitra deradikalisasi ini nantinya dapat terdorong untuk menghilangkan, mengurangi, dan membalikkan pemahaman radikal-terorisme yang dia miliki sebelumnya,” ujar pria yang juga pernah menjabat sebagai Direktur Pembinaan Pendidikan (Dirbindik) Seskoad ini.


Dalam kesempatan tersebut Deputi I pun sangat mengapresiasi terhadap Subdit Bina Masyarakat BNPT yang tidak berdiam diri ditengah bangsa ini masih dilanda pandemic virus Corona atau Covid-19. Namun sebaliknya, Subdit Bina Masyarakat BNPT justru bisa menyesuaikan diri dan tetap beraktifitas untuk mempererat silaturahmi dengan menggelar kegiatan ini. Yang mana hal ini dapat menunjukkan empati dan kepedulian, yang pada gilirannya dapat menguatkan kedamaian dan rasa kebangsaan.

“Aktivitas di tengah pandemi Covid-19 ini merupakan manifestasi dari arahan bapak Presiden RI agar kita berdamai dengan Corona. Yang mana maksudnya adalah mau tidak mau kita harus hidup berdampingan dengan virus yang belum hilang ini karena belum juga ditemukan vaksin untuk mengatasinya. Bukan berarti kita menyerah, namun lebih kepada menyiasati situasi, karena adaptasi adalah kunci agar kita tetap beraktivitas,” ujar mantan Komadan Korem 173/Praja Vira Braja ini.

Oleh karena itu Deputi I BNPT berharap, melalui kegiatan ini Subdit Bina Masyarakat dapat menyusun pedoman pembinaan wawasan keagamaan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan. Hal ini sebagai upaya untuk memperkaya paradigma berfikir para peserta binaan agar memiliki pemahaman yang plural, toleran dan damai serta tetap waspada dengan pengaruh paham radikal.

“Diharapkan kita dapat bersama-sama untuk saling mendukung, saling memberi semangat dan bangkit bersama, karena yang kita perlukan dalam menghadapi berbagai potensi ancaman tersebut tidak lain adalah kebersamaan,” kata perwira tinggi yang alam karir militernya banyak dihabiskan di Pasukan ‘Baret Merah’ Kopassus TNI-AD ini.

Karena menurut jenderal berpangkat bintang dua kelahiran 7 September 1963 ini, ketika bangsa ini kuat, masyarakat berani, dan seluruh komponen bangsa bersatu menjadikan terorisme sebagai musuh bersama, maka kedamaian akan terjamin.

“Semangat kebersamaan dalam melawan dan mencegah terorisme inilah yang patut kita tumbuh kembangkan dan pelihara bersama, sehingga potensi aksi terorisme akan dapat dicegah dan tidak lagi memiliki ruang dalam kehidupan bangsa Indonesia,” kata mantan Komandan Grup 3/Sandi Yudha Kopassus ini mengakhiri

Acara Pembahasan Draft Revisi Pedoman Pembinaan Wawasan Keagamaan ini menghadirkan narasumber utama yang salah satunya adalah Guru Besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Asep Usman Ismail,MA, yang berbicara mengenai Pengetahuna mengenai Dalil-dalil Agama yang disalahgunakan oleh kelompok radikal terorisme

Para pejabat BNPT dan peserta yang hadir dalam acara ini yakni Kasubdit Bina Masyarakat, Kolonel Sus Solihudin Nasution, seluruh pejabat eselon IV pada Direktorat Deradikalisasi, Kasubang TU Kedeputian I BNPT, perwakilan dari Lembaga Pemasyarakatan Khusus Terorisme (Lapsuster) Kelas II B Sentul serta para staf di lingkungan Subdit Bina Masyarakat.