Pasukan Anti Teror TNI Apresiasi Langkah BNPT dalam Memberikan Informasi Menegenai Peta Jaringan Terorisme di Tanah Air

Jakarta – Unit Anti Teror dari gabungan pasukan khusus Tentara Nasional Indonesia (TNI) mengapresiasi langkah yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) melalui Subdit Hubungan Antar Lembaga Aparat Penegak Hukum pada Direktorat Penegakakn Hukum di Kedeputian II bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan untuk menggelar pertemuan dengam jajaran pasukan khusus TNI.

Pertemuan yang digelar di Jakarta pada Jumat, (29/3/2019) tersebut untuk membahas terkait Perkembangan Jaringan Terorisme di Tanah Air sekaligus sharimg informasi tentang eskalasi ancaman terorisme jelang dilaksanakannya pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 17 April 2019 mendatang.

Komandan Satuan 81 Kopassus TNI-AD, Kolonel Inf. Yudha Airlangga mengatakan bahwa pertemuan kali ini merupakan tindak lanjut dari pangarahan Kepala BNPT, Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius, MH, kepada jajaran prajurit Kopassus sekitar tiga pekan lalu di Makopassus, Cijantung, Jakarta Timur.

“Saya mewakili satuan dari TNI mengucapkan terima kasih kepada Kepala BNPT beserta jajarannya atas undangan dalam rangka memperbarui atau sosialisasi tentang jaringan terorisme di Tanah Air. Sehingga dapat membuka tentang wawasan terutama khususnya perkembangan jaringan terorisme internasional, regional maupun nasional, yang mana terorisme ini harus kita hadapi bersama dengan cara sinergitas untuk menghasilkan suatu keunggulan untuk menghadapi khususnya pemilu dalam waktu dekat,” ujar Kolonel Inf. Yudha Airlangga..

Dengan adanya pembekalan tentang peta jaringan terorisme tersebut maka pihaknya juga akan senantiasa mengansipasi dan mewasapadai ancaman teror tersebut yang mana perkembangan trend terorisme saat ini melalui media social.

“Karena media sosial menjadi sarana atau wadah yang sangat efektif bagi terorisme khususnya bagi keluarga TNI sendiri maupun lingkungan masyarakat sekitar Kopassus. Untuk itu ini yang akan kita tekankan bersama untuk mewaspadai hal tersebut yang berkembang melalui media social,” ujar alumni Akmil tahun 1997 ini

Antisipasi yang kedua menurut mantan Komandan Batalyon 811/Aksi Khusus Satuan 81 Kopassus ini.
yakni dengan melaksanakan komunikasi sosial dengan seluruh elemen masyarakat. “Kami akan bahu membahu bersama masyarakat mengenai bagaimana ancaman terorisme itu sehingga mampu memberikan deteksi dini dan lapor diri untuk segera diatasi,” ujar perwira yang saat tergabung dalam Satgas Indobatt Garuda XXIII-A/UNIFIL ini pernah membebaskan seorang bocah yang ditangkap oleh pasukan Israel.ini mengakhiri.

Sementara itu Komandan Satuan Bravo 90/Anti Teror Korpaskhas TNI-AU, Kolonel Pas. Nana Setiawan, juga berterima kasih atas upaya yang dilakukan BNPT dalam rangka mengumpulkan beberapa satuan khusus Anti Teror yang ada di TNI dalam rangka update perkembangan jaringan terorisme di Tanah Air

.

“Yang kami dapat dengan adanya pertenuan tadi yang pertama, kami menambah pengetahuan dan sharing informasi tentang perkembangan jaringan terorisme. Kemudian kami juga akan terus meningkatkan kemampuan kami apalagi dengan adanya latihan bersama dengan BNPT yang sudah dilaksanakan selama ini,” ujar Kolonel Pas. Nana Setiawan.

Untuk itu dirinya berharap kedepan bahwa dengan pembentukan adanya Komando Operasi Khusus (Koopsus) TNI yang rencana akan diresmikan dalam beberapa waktu kedepan diharapkan adanya penyelarasan mekanisme pengerahan maupun penggunaan kekuatan satuan Koopsus TNI tersebut di bawah koordinasi BNPT

“Yang kedua, dengan adanya informasi perkembangan Foreign Terrorist Fighter (FTF) diharapkan adanya suatu software dari pemerintah yaitu berupa undang-undang untuk membatasi keluar masuknya FTF tersebut dan juga penindakan terhadap oknum-oknum atau pelaku FTF tersebut,” ujar alumni AAU tahun 1996 ini.

Hal senada juga diungkapkan Wakil Komandan Detasemen Jala mangkara (Wadan Denjaka) TNI-AL,Letkol Mar. Samson Sitohang yang juga mengapresiasi BNPT untuk memberikan informasi mengenai peta jaringan terorisme secara global. Hal ini juga merupakan tindak lanjut dari pengarahan Kepala BNPT tentang wawasan kebangsaan dan juga bahaya penyebaran paham radikal terorisme yang ada di Indonesia kepada prajurit Korps Marinir TNI di Mako Kormar,, Jakarta dua pecan lalu.

“Pertemuan ini sangat bagus, kami mendapatkan update informasi mengenai data-data tentang jaringan jaringan teroris yang ada di Indonesia termasuk juga tentang FTF yang ada di Suriah yang tergabung dalam jaringan ISIS yang nantinya kemungkinan besar bisa kembali ke Indonesia,” ujar Letkol Mar. Samson Sitohang.

Alumni AAL tahun 1998 ini berharap kedepan satuan Anti Teror ini saling bersinergi dalam mengantisipasi dan mewaspadai ancaman terorisme di Tanah Air dalam wadah Koopsus TNI “Tentunya hal tersebut merupakan suatu langkah-langkah yang baik yang telah dilakukan pimpinan TNI untuk mengantisipasi aksi terorisme di masa yang akan dating,” ujar mantan Komandan Yonif 2/Pasopati Marinir ini mengakhiri .

Seperti diketahui, pertemuan ini dihadiri Direktur Peneggakan Hukum BNPT, Brigjen Pol. Eddy Hartono, S.Ik, MH, Widyaiswara Madya Sesmpimti Polri, Brigjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.Ik sebagai narasumber utama. Acara tersebut dihadiri tidak kurang sebanyak 60 orang perwakilan dari masing-masing unit pasukan Anti Teror baik dari Satuan 81 Kopassus TNI-AD, Denjaka TNI-AL, dan Satuan Bravo 90/Anti Teror Korpaskhas TNI-AU.