Photo by: Reuters

6 Anggota keluarganya Dibantai, Perempuan Ini Ajak Masyarakat Lawan ISIS

London – Berhasil kabur dari kamp penyiksaan milik ISIS, Nadia Murad, 21, kini siap untuk menceritakan kekejaman demi kekejaman ISIS yang menimpa dirinya, keluarganya, dan orang-orang yang dekat dengannya.

Perempuan yang berasal dari suku Yazidi tersebut bercerita bencana ISIS dimulai pada 2014, saat itu kelompok teroris penggila kekerasan ini melakukan penyerangan di wilayah Sinjar, Irak Utara. Pada serangan brutal itu 6 anggota keluarganya, termasuk ibu kandungnya dibantai secara sadis di depan matanya. Nadia kemudian dibawa oleh teroris ISIS untuk kemudian dijadikan budak seks.

Ia tentu tidak sendirian, ada banyak gadis Yazidi lain yang juga dibawa oleh ISIS. Gadis-gadis malang itu ditawan dan dijadikan berbagai jenis budak, mulai budak rumah tangga hingga budak seks. Ia menyatakan bahwa masyarakat suku Yazidi menjadi target serangan ISIS karena dianggap kafir.

Hingga saat ini ISIS telah membunuh ribuan masyarakat Yazidi, 5000-an lainnya ditawan. Dikutip dari Mirror.co.uk (minggu, 14/02/2016) Nadia menyatakan “5.800 perempuan dan anak-anak suku Yazidi telah ditangkap ISIS. Mereka juga telah membunuh banyak orang di Irak dan Suriah, jutaan orang lainnya terpaksa menjadi pengungsi.”

Ia menegaskan bahwa apa yang ia katakan bukan saja tentang dirinya, tetapi juga tentang jutaan orang lainnya yang menderita karena kekejaman ISIS. Karenanya ia meminta dunia untuk bersatu melawan kekejaman yang terus-terusan dilakukan oleh kelompok pimpinan Abu Bakar al Baghdadi itu. Hal itu ia katakan saat mengunjungi London pada 14 Februari 2016 lalu.

Nadia kini gencar melakukan kampanye untuk mengungkap kebusukan kelompok teroris ISIS, ia menjadikan pengalaman pahitnya sebagai kekuatan untuk bangkit dan melawan kekejaman yang dilakukan ISIS. Ia mengatakan bahwa hingga kini masih ada sedikitnya 3.400 perempuan dan anak-anak yang masih ditawan oleh ISIS.

“Kepada kami, warga Yaizidi, Mereka (ISIS) membunuh para lelaki lalu mengambil perempuan dan anak-anak. Mereka melakukan berbagai macam kekejian; membunuh, memperkosa, dan mengusir orang dari kampung halamannya secara paksa dengan menggunakan nama Islam”.

“Banyak orang yang mungkin berpikir kisah saya begitu sulit, tetapi ada lebih banyak lagi (perempuan) yang memiliki kisah lebih pedih dari saya.” Katanya. Ia melanjutkan, “Mereka (ISIS) membunuh 6 anggota keluarga saya, tetapi ada juga yang kehilangan sampai 10 anggota keluarganya.”

“Kami hanya meminta agar seluruh umat bersatu melawan ISIS, mereka (ISIS) adalah ancaman nyata untuk masyarakat di daerah itu,” ungkapnya.

“Setahun setengah telah berlalu dan genosida (pembantaian massal) terhadap warga Yazidi masih terus berlanjut. Kami mati setiap hari karena kami menyaksikan dunia hanya diam saja melihat keadaan buruk kami. Ibu saya menyaksikan mereka membantai saudara-saudara saya sebelum mereka membunuhnya juga. Ketika mereka membawa saya ke Mosul dan memperkosa saya, saya lupa ibu dan saudara-saudara saya karena apa yang mereka lakukan terhadap perempuan jauh lebih keji daripada pembunuhan.”

Ia tidak henti-hentinya menyerukan kepada masyarakat untuk menyadari bahwa ISIS adalah organisasi kriminal, mereka menggunakan agama hanya sebagai kamuflase atas kejahatan-kejahatan di luar batas kewajaran. Dunia tidak boleh diam lagi, ISIS harus segera dihancurkan.