Meski Tak Pernah Ada Aksi Teror di Banjarmasin, Namun Aparat Harus Peka Terhadap Perkembangan Jaringan Terorisme

Banjarmasin – Aparat Penegak Hukum dan juga aparat teritorial TNI diharapkan harus selalu waspada dan menjaga wilayahnya dengan seksama terhadap gejala-gejala tumbuhnya penyebaran paham radika yang dilakukan jaringan kelompok terorisme yang mungkin bisa timbul di daerahnya.

Hal tersebut dikatakan Brigjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.Ik saat menjadi narasumber pada acara Rapat Koordinasi Antar Aparat Penegak Hukum dalam Penanganan Tindak Pidana Terorisme di Kalsel yang digelar Direktorat Penegagakan Hukum Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) pada Kamis (21/3/2019).

“Acara Rakor ini sangat penting bagi aparat di jajaran wilayah Kalimantan Selatan. Yang mana kami tadi telah memaparkan tentang perkembangan jaringan teroris di Indonesia khususnya di wilayah Kalimantan Selatan. Dan memang betul untuk kejadian aksi terorisme di Kalimantan Selatan sendiri memang tidak terjadi,” ujar Brigjen Pol. Ibnu Suhaendra, S.Ik usai memberikan paparan usai Rakor yang berlangsung di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin, Kamis (21/3/2019).

Baca juga : Sinergikan Penanganan Terorisme di Wilayah Kalimantan Selatan, BNPT Gelar Rakor Antar Aparat Penegak Hukum

Namun demikian menurut perwira tinggi alumni Akpol tahun 1993 ini, harus ada kepekaan dari aparat penegak hukum maupun aparat atau institusi terkait yang ada di wilayah Kalsel ini untuk lebih peka dalam antisipasi dan monitor terhadap perkembangan jaringan teroris.

“Walaupun selama ini tidak pernah ada kejadian bom di Kalimantan Selatan namun sudah ada jaringan teroris di Kalimantan Selatan. Untuk itu perlu kita waspadai bersama jangan sampai kejadian-kejadian seperti di Sibolga, kemudian di Surabaya terjadi di Kalimantan Selatan yang sampai saat ini masih sangat kondusif,” ujar pria yang juga Widyaiswara Sempimti Lemdik Polri ini.

Untuk itu pria yang sebelumnya banyak menghabiskan karirnya sebagai penyidik Detasemen Khusus (Densus) 88/ Anti Teror Polri ini berharap agar kejadian aksi teror yang pernah terjadi seperti di pengeboman di Gereja Oikumene, Samarinda, Kalimantan Timur beberapa tahun yang lalu tidak boleh sampai merembet ke Kalimantan Selatan

“Tentunya harapan kami dengan adanya kegiatan ini masyarakat dan aparat pemerintah harus bisa bersama-sama untuk bersinergi dalam mengantisipasi berkembangnya radikalisme, intoleransi dan berkembangnya jaringan teroris di wilayah Kalimantan Selatan. Jangan sampai Kalimantan Selatan yang kondusif ini tercemar dengan adanya aksi terorisme,” ucapnya.

Dalam paparanya, pria kelahiran Bondowoso, 31 Maret 1971 ini telah menggungkapkan secara gamblang mengenai peta jaringan terorisme yang ada di Indonesia dan luar negeri termasuk juga mengenai asal-usul sejarah perkembangan jaringan kelompok terorisme secara global.