Sumber : metrotvnews.com

Mengharukan! Ini yang Dilakukan Muslim Mesir Pada Umat Kristen Korban ISIS

Tanta – Ketenangan masyarakat kota Tanta di Mesir sempat terusik oleh serangan keji yang dilakukan oleh kelompok teroris ISIS di gereja Koptik St. George. Serangan itu pun menewaskan hampir 50 orang dan melukai seratusan orang lebih. Warga Mesir yang mayoritas beragama Islam rupanya tidak tinggal diam dengan kejadian ini.

Tidak lama setelah serangan bom terjadi, warga Mesir, yang berpusat di Kairo, berkumpul untuk mendonorkan darah bagi korban serangan yang dilakukan oleh kelompok yang justru mengaku paling Islam; ISIS. Warga Muslim di Mesir memanfaatkan pengeras suara di masjid-masjid yang ada di wilayah itu untuk memanggil warga muslim lainnya agar berkumpul ke masjid-masjid terdekat guna mendonorkan darah untuk para korban serangan teroris di kota Tanta.

Tanpa memerlukan waktu lama, masjid-masjid segera penuh dengan umat Muslim yang datang untuk melakukan donor darah. Hasilnya, ratusan kantong darah berhasil dikumpulkan dan segera dibawa menuju rumah sakit-rumah sakit yang merawat para korban.

Satu hal lain yang juga mengharukan dari kejadian ini adalah beredarnya kampanye positif yang disebar di lama-laman media sosial. Dikutip dari erienewsnow, Senin (10/04/17), kampanye tersebut bertuliskan “Terormu menyatukan kami.”

Hal ini pun ditunjukkan dengan banyaknya warga yang berkumpul dan melakukan protes di depan gereja yang baru saja menjadi sasaran serangan kejam kelompok ISIS. Mereka memprotes pihak keamanan kota Tanta yang dianggap terlalu lamban menangani ancaman ini. Sebuah video yang disebar di facebook bahkan menunjukkan sekelompok massa mengelilingi dan memukuli Mayjen Hussam Ad-Din Khalifa, direktur keamanan di provinsi Gharbiya tempat kota Tanta berada, saat ia hendak melakukan inspeksi ke lokasi kejadian. Tidak lama setelah kejadian itu, Presiden Abdel Fatah el-Sisi memecat Khalifa.

Warga Muslim Mesir dan warga Kristen Koptik Mesir memang dikenal memiliki solidaritas yang sangat kuat. Mereka seringkali saling bahu membahu memberikan pertolongan tanpa memperdulikan perbedaan kepercayaan. Pada tahun 2011 lalu misalnya, warga Kristen Koptik berdiri bergandengan tangan melindungi warga muslim yang sedang melaksanakan shalat dalam rangkaian protes di Tahrir Square. Mereka berjibaku dengan pihak keamanan pemerintah yang mencoba membubarkan warga muslim yang sedang shalat berjamaah itu.

Di tahun yang sama, warga Muslim Mesir juga melakukan hal serupa. Tidak lama setelah serangan bom di gereja Kristen Koptik di Alexandria, warga Muslim segera berhamburan memadati gereja tersebut sebagai bentuk solidaritas.

Kini, ketika warga Kristen Koptik menjadi sasaran serangan kejam kelompok teorris ISIS, warga Muslim Mesir kembali memberikan bantuan. Bagi mereka, warga Kristen Koptik adalah saudara, meski berbeda dalam hal kepercayaan.