Meneladani Maria Walanda Maramis untuk Pencegahan Terorisme

Minahasa Utara – Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Anak Provinsi Sulawesi Utara, Mieke Pangkong, mengatakan perempuan Sulawesi Utara memiliki modal dasar untuk bisa terlibat pada pencegahan terorisme. Modal itu terletak pada teladan dari seorang pahlawan emansipasi wanita kebanggaan Sulawesi Utara, yaitu Maria Walanda Maramis.

Hadir untuk menyampaikan sambutan mewakili Gubernur Sulawesi Utara di kegiatan dialog Perempuan Agen Perdamaian yang diselenggarakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Utara di Minahasa Utara, Kamis (27/8/2020), Mieke mengatakan sosok Maria Walanda Maramis bahkan sudah ditetapkan sebagai pahlawan nasional oleh pemerintah Indonesia. Untuk mengenang jasanya, di Kelurahan Komo Luar, Kecamatan Wenang, telah dibangun patung Maria Walanda Maramis.

“Kita di Minahasa Utara setiap tanggal 1 Desember juga melakukan peringatan Hari Ibu Maria Walanda Maramis,” ungkap Mieke.

Dikutip dari laman bebas Wikipedia, Maria Walanda Maramis terlahir dengan nama Maria Josephine Catherine Maramis di Desa Kema, Minahasa Utara, tanggal 1 Desember 1872. Perempuan yang meninggal pada tanggal 22 April 1924 itu dianggap sebagai sosok yang berjasa mengembangkan keadaan wanita Indonesia di awal abad ke-20.

Nicholas Graafland, seorang penulis Belanda, pada penerbitan Nederlandsche Zendeling Genootschap mencatat sosok Maria Walanda Maramis sebagai perempuan yang multitasking. Ia dianggap memiliki bakat istimewa mampu menangkap apapun untuk mengembangkan daya pikirnya, bersifat mudah menampung pengetahuan, sehingga dianggap lebih maju dibandingkan kaum lelaki di zamannya.

“Indonesia dikenal dengan budaya patriarki di dalam keluarga, laki-laki diberikan hak istimewa dibandingkan perempuan. Padahal perempuan memiliki potensi yang lebih besar, perjuangan perempuan tak pernah surut sejak perang dunia kesatu,” tandas Mieke.

Dengan meneladani sosok Maria Walanda Maramis, Mieke menekankan, perempuan didorong tidak hanya menjalani kodratnya sebagai ibu rumah tangga, akan tetapi beraktivitas lebih yang mampu mendorong pemberdayaan perempuan secara lebih luas. Khusus di Sumatera Utara, dia mengatakan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) wanita menunjukkan kualitas yang sangat bagus, yaitu peringkat pertama se-Indonesia dalam 5 tahun terakhir.

“Bahwa perempuan Sulawesi Utara sangat berkualitas. Karena itu mari kita manfaatkan ini semua untuk bisa terlibat lebih jauh dalam pencegahan terorisme,” terang Mieke.

Pemerintah Sulawesi Utara, masih kata Mieke, menyampaikan apresiasinya kepada BNPT dan FKPT Sulawesi Utara yang telah menginisiasi terselenggaranya kegiatan ini. “Ibu-ibu silahkan mengikuti kegiatan hingga tuntas. Jangan lupa bagikan pengetahuan yang di dapat kepada komunitas yang lebih luas,” pungkasnya.