Mencegah Paham Radikal dengan Puisi Cinta

Jakarta – Badan Nasional Penanggulagan Terorisme (BNPT) melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) melaksanakan Dialog Pelibatan Komunitas Seni Budaya Dalam Pencegahan Terorisme, bertema “Sastra Cinta Damai, Cegah Paham Radikal”, bertempat di Hotel Golden Boutique, Gunung Sahari Jakarta, Kamis, (04/09/2017). Peserta dialog dari komunitas seni budaya, para Guru – guru dan Pelajar setingkat SMA serta mahasiswa di Jakarta.

Kegiatan dialog ini dihadiri oleh Asisten Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya Provinsi DKI Jakarta, Drs. H. Usmayadi, M. Si. Dalam sambutannya ia menjelaskan salah satu ancaman bagi bangsa Indonesia adalah terorisme. Karena itu perlu berbagai upaya untuk mencegah paham radikal dan meminimalisir aksi terorisme di Indonesia khususnya di DKI Jakarta.

“Berbagai peristiwa terorisme seperti peledakan Hotel JW Marriot dan aksi di Kampung Melayu hendaknya menjadi bahan pembelajaran untuk masyarakat Indonesia agar lebih meningkatkan rasa waspada dan aktif secara bersama untuk mencegah dan meminimalisir aksi terorisme.” Ujarnya.

Melalui kegiatan dialog pelibatan komunitas seni dan budaya dapat menjadi salah satu cara untuk mencegah dan meminimalisir paham radikal di Indonesia. Melalui budaya betawi yang terkenal kental dengan nilai religious diharapkan mampu mencegah paham radikalisme.

Masyarakat adalah tulang punggung yang paling efektif dalam mencegah paham radikalisme. Karena itu dengan adanya kerjasama antara berbagai pihak mulai dari pemerintah pusat, daerah dan masyarakat diharapkan mampu mencegah paham radikalisme dan mencegah aksi terorisme di Indonesia.

Pada kegiatan dialog tersebut hadir Dr. Hj. Andi Intang Dulung selaku Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT. Dalam sambutannya ia menyampaikan pentingnya pelibatan komunitas seni budaya dalam pencegahan terorisme dengan melibatkan berbagai pihak dengan pendekatan seni dan budaya.

Andi mengajak kepada peserta untuk menanamkan pola pikir kepada generasi muda Indonesia agar tidak terpengaruhi oleh paham radikal karena Indonesia adalah negara yang kaya akan nilai-nilai seni dan budaya. Edukasi yang baik terkait terorisme harus terus menerus dilakukan kepada masyarakat khususnya dengan menggunakan pendekatan seni dan budaya