Masyarakat Gresik Diminta Tangkal Radikalisme & Terorisme Bersama

Gresik – Untuk menangkal gerakan radikalisme dan terorisme. Polres Gresik, mengundang jajaran kepala Desa, seluruh camat serta organisasi keagamaan Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Muslimat, Aisyiah, LDII, MUI dan kelompok masyarakat se-Kabupaten Gresik.

Wakil Bupati (Wabup) Gresik Muhammad Qosim sebagai pembuka kegiatan mengaku bangga dengan kehadiran semua peserta. “Saya menganggap anda ini sangat perduli dengan stabilitas kemanan dan stabilitas politik di lingkungan anda. Meski anda beragam dari berbagai kelompok, tapi komitmen anda untuk menjaga Gresik aman dan kondusif sangat kami banggakan,” ujarnya, seperti dilansir Beritajatim.com, Kamis (13/9).

M.Qosim berharap, kedepan masyarakat Gresik lebih waspada dalam menjaga stabilitas keamanan terutama menjelang pemilihan umum.

“Para kepala desa agar lebih tahu situasi dan keadaan di wilayahnya. Hal ini untuk mengantisipasi gerakan-gerakan yang ada dan anda harus lebih tahu terlebih dahulu,” ungkapnya.

Kapolres Gresik, AKBP Wahyu Sri Bintoro menyatakan dirinya mengajak untuk tetap waspada. Sebab, disinyalir masih adanya eksistensi kelompok radikal, teroris serta kelompok anti Pancasila.

“Kita semua untuk tetap waspada dan sama- sama mengantisipasinya. Mari bersama-sama berikan pengawasan terhadap aktifitas kelompok-kelompok, tiga pilar (Babinsa, Bhabinkamtibmas dan kades/lurah) harus kompak dan bekerjasama memantau wilayahnya sampai dengan RW dan RT,” pintanya.

Kapolres Gresik juga mengajak untuk tetap dan terus bekerjasama, tingkatkan sinergitas bersama antara Polres dan Kodim 0817 yang didukung oleh seluruh komponen masyarakat dan Pemerintah Kabupaten Gresik dalam mengantisipasi penyebaran paham paham radikalisme dan terorisme.

Sedangkan, Profesor Masdar Hilmy Rektor Universitas Negeri Sunan Ampel Surabaya selaku moderator kegiatan mengingatkan bahwa Teroris saat ini sudah bermetamorfosis. “Mereka yang memiliki paham radikalisme tidak tinggal dikomunitas daerah yang sudah dicap teroris, tapi mereka sudah ada di sekitar kita. Tidak berjenggot atau memakai jubah atau cadar seperti yang digambarkan selama ini, tapi sama seperti kita,” ungkapnya.

“Untuk itu, kita harus hati-hati dan harus mengenali faham mereka yang biasanya selalu mengkafirkan kelompok lain (takfiri). Kita harus bekerjasama bersatu untuk menolak paham tersebut,” tandasnya.