Talkshow Pemuda Palangkaraya

Mantan Napiter Ini Sebut Semua Keluarga Berpotensi Disusupi Radikalisme

Palangkaraya – Mantan narapidana terorisme, Khairul Ikhwan, menyebut tidak ada keluarga yang terbebas dari potensi tersusupi radikalisme. Penguatan paham kebangsaan dan penanaman pentingnya makna berkeluarga disebutnya sebagai penangkal.

Ini disampaikan oleh Khairul saat menjadi pemateri di dialog interaktif sosialisasi Lomba Video Pendek BNPT 2018 di RRI Palangkaraya, Selasa (27/3/2018) malam. Dia menyebut tidak ada jaminan sebuah keluarga yang berpandangan moderat sekalipun bisa terbebas dari potensi radikalisme.

“Contohnya saya sendiri. Keluarga saya, ayah dan ibu saya mendidik kami anak-anaknya dengan pemikiran yang sangat moderat, tapi saya tersesat ke dalam radikalisme,” kata Khairul.

Khairul bersyukur pada akhirnya tertangkap dan menjalani pembinaan di Lembaga Pemsyarakatan. Menurutnya, dalam proses pembinaan itulah dia menemukan apa yang selama ini diyakininya adalah sebuah kesalahan. “Saya ingat bagaimana ayah saya menafkahi keluarganya, bagaimana ibu mendidik saya, sampai akhirnya saya putuskan saya harus kembali ke kebaikan,” ungkapnya.

Komisaris Polisi Greta dari Dit. Binmas Polda Kalteng, di kesempatan yang sama membenarkan apa yang disampaikan Khairul Ikhwan. Dikatakannya, dibutuhkan kewaspadaan bersama untuk mencegah radikalisme menyebar.

“Bisa dimulai dari lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Tanamkan paham kebangsaan dan keagamaan yang benar dalam keluarga, kembangkan di lingkungan sekitar,” kata Greta.

Upaya pencegahan lainnya, lanjut Greta, adalah dengan menjaga kelestarian kearifan lokal dan menjalankannya di kehidupan sehari-hari.

Sutradara Ratrikala Bhre Aditya di forum yang sama mengatakan, video bisa menjadi sarana untuk menanamkan semangat kebangsaan dan keagamaan yang benar. Video memiliki sifat yang mudah diterima dan dicerna untuk menjadi materi sosialisasi.

“Menjadi lebih kuat pesannya jika video dibuat anak muda untuk memperlihatkan dan menyampaikan pesan bagaimana caranya kita menumbuhkan semangat kebangsaan, nasionalisme dan menghargai perbedaan,” kata Bhre.

Lomba Video Pendek menjadi metode yang dilaksanakan di kegiatan Pelibatan Pelajar SMA dan Sederajat dalam Pencegahan Terorisme yang dilaksanakan oleh BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Se-Indonesia tahun 2018. Kegiatan ini akan diawali dengan pelatihan pembuatan video pendek yang diampu oleh sineas, aktris dan pegiat perfilman di Indonesia. [shk/shk]