Literasi Penting untuk Menangkal Hoax di Masyarakat

Kupang – Anggota Majelis Etik Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Willy Pramudya, menekankan pentingnya literasi media sebagai upaya menangkap sebaran berita bohong atau hoax di masyarakat.

“Literasi adalah pembelajaran, sebuah upaya mencerdaskan masyarakat terkait sebaran berita bohong atau hoax. Semakin literasi digiatkan, maka semakin mudah hoax ditangkal,” kata Willy saat menjadi pemateri dalam Visit Media Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Nusa Tenggara Timur ke Harian Victoria News di Kota Kupang, Rabu (14/6/2017).

Willy menambahkan, ketika sebuah komunitas masyarakat tercerahkan terkait pemberitaan media massa pers, maka upaya pencegahan paham radikal terorisme dapat dilakukan dengan mudah. “Ada hoax yang sengaja disebarkan pelaku terorisme. Ketika masyarakat sudah bisa mendeteksi apa dan bagaimana ciri-ciri hoax, dengan sendirinya penyebarluasan paham radikal terorisme bisa ditekan,” urainya.

Dalam paparannya jurnalis senior di salah satu media massa pers nasional tersebut juga menekankan pentingnya kepatuhan redaksi terhadap Kode Etik Jurnalistik dan UU Pers. Redaksi diminta tidak ceroboh menjadikan informasi di media sosial sebagai berita tanpa adanya mekanisme konfirmasi.

“Tidak salah mengangkat informasi di media sosial ke dalam pemberitaan, tapi harus dibarengi dengan cek dan ricek dan ricek. Jangan sampai hoax justeru diviralkan oleh media massa melalui pemberitaannya,” jelas Willy.

Ketua Bidang Media Massa, Hubungan Masyarakat, dan Sosialisasi FKPT NTT, Simon Petrus Nilli, mengajak redaksi Harian Victoria News untuk turut serta mengedukasi masyarakat NTT terkait penyebaran paham radikal terorisme.

“Tugas pencegahan terorisme tidak hanya ada di pundak BNPT, Polisi, atau TNI. Masyarakat juga harus terlibat, termasuk institusi pers,” kata Simon.

Seruan agar media massa pers terlibat dalam pencegahan terorisme direspon oleh Redaktur Pelaksana Harian Victoria News, Damianus Ola. Dikatakannya, redaksi tempatnya bekerja selalu menekankan pentingnya kejujuran dan kecerdasan dalam pemberitaan untuk bisa mengedukasi masyarakat.

“Salah satunya kami selalu menghindari pemberitaan terkait minoritas dan mayoritas,” kata Damianus.

Visit Media merupakan salah satu metode yang dijalankan dalam kegiatan Pelibatan Media Massa Pers dalam Pencegahan Terorisme. Ada dua metode lain yang dijalankan, yaitu dialog Literasi Media sebagai Upaya Cegah dan Tangkal Radikalisme Terorisme di Masyarakat, dan lomba karya jurnalistik yang mengangkat tema kearifan lokal sebagai sarana pencegahan terorisme. [shk/shk]