Lima Provinsi jadi Sinergitas Penanggulangan Terorisme, BNPT bekali Tenaga Pendukung dan Fasda

Jakarta – Sinergisitas yang dikomandoi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus dikembangkan demi meningkatkan kualitas penanggulangan terorisme di Tanah Air. Dimana pada tahun 2021 ini BNPT menetapkan lima provinsi sinergitas pencegahan terorisme. Jumlah itu bertambah dua provinsi dibandingkan tahun sebelumnya.

Wakil Ketua Tim Pelaksana Sinergisitas, Mayjen TNI Untung Budiharto yang juga Sekretaris Utama (Sestama) BNPT mengatakan bahwa provinsi sinergitas ini merupakan program kolaborasi antara 38 Kementerian dan Lembaga (K/L) untuk meningkatkan penanggulangan terorisme di Tanah Air.

“Tahun 2021, ada penambahan dua provinsi, yakni Jawa Barat dan Jawa Tengah. Sebelumnya kami sudah bekerja di Sulawesi Tengah, Nusa Tenggara Barat, dan Jawa Timur,” ucap Mayjen TNI Untung Budiharto saat memberikan pembekalan kepada tenaga pendukung dan fasilitator daerah (fasda) dalam pelaksanaan kegiatan Sinergisitas, di Jakarta, Rabu (10/3/2021).

Lebih lanjut alumni Akmil tahun 1988 ini menegaskan bahwa sinergitas yang dikomandoi BNPT itu terus dikembangkan demi meningkatkan kualitas penanggulangan terorisme di Indonesia. Dimana para tenaga pendukung dan fasda harus mewujudkan tujuan pemberantasan terorisme sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2018 tentang penanggulangan terorisme.

“Selain itu adanya pembekalan ini sebagai upaya untuk penyelarasan visi misi antara pemerintah dengan tenaga pendukung dan fasda dilakukan demi pemberantasan terorisme yang holistik,” ujar mantan Direktur Operasi dan Latihan Badan Pencarian dan Pertolongan (Diropslat Basarnas) ini

Perwira Tinggi berpangkat bintang dua yang pernah menjabat Kepala Staf Kodam (Kasdam) I/Bukit Barisan ini menjelaskan bahwa kedua support system pencegahan terorisme di daerah ini dituntut untuk hadir di tengah masyarakat dan mampu mengakomodasi kebutuhan agar tepat sasaran. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat merasakan kehadiran dan kepedulian negara. Dengan begitu, faktor pendorong terorisme dapat direduksi.

“Mensinkronisasi dalam hal pencegahan jadi tugas kalian. Tugas kalian di Sinergisitas yang pertama mensyaratkan kehadiran negara di daerah. Dengan hadirnya kita, push factor terorisme bisa dieliminasi. Lalu mampu meng-explore kebutuhan mereka agar tepat sasaran,” tutur mantan Wakil Asisten Operasi (Waasop) KSAD.

Dalam kesempatan yang sama Bangbang Surono, Ak., M.M. selaku Sekretaris Tim Sinergisitas menjelaskan bahwa penambahan dua lokasi sinergitas penanggulangan terorisme itu sesuai arahan dari Menko Polhukam, Mahfud MD selaku Ketua Pengarah Kegiatan Sinergisitas.

“Beliau (Menko Polhukam) menyampaikan bahwa perlunya perluasan tambahan lokasi sasaran tidak hanya di NTB, Sulteng, dan Jatim, tetapi juga menambah dua provinsi yang perlu digarap yaitu Jawa Barat dan Jawa Tengah agar penanggulangan terorisme tidak hanya di tiga provinsi saja tapi juga di lima provinsi,” jelas Bangbang.

Untuk itu Bangbang Surono berharap dengan bertambahnya lokus sinergisitas itu, komunikasi menjadi kunci penting agar program pencegahan terorisme di setiap provinsi dapat berjalan dengan baik.

“Kami berpesan agar tenaga pendukung dan fasda terus menjalin komunikasi dengan masyarakat, pemerintah daerah, dan juga pemerintah pusat,” ujar Bangbang Surono.