Sumber : kompas.com

Lakukan Serangan di Minggu Palma, ISIS Bunuh 44 Orang dan Lukai 100 Orang Lebih

Tanta – Perayaan Minggu Palma yang dihelat umat Kristen Koptik Mesir pada Minggu, (09/04/17) berubah menjadi bencana berdarah tatkala pasukan kelompok teroris internasional ISIS lakukan serangan di dua gereja di kota Tanta, Mesir.

Serangan pertama dilakukan di gereja St. George. Keterangan dari pihak berwenang setempat menyebut serangan ini menewaskan 27 orang dan melukai 78 orang. Gambar-gambar yang ditampilkan oleh televisi setempat menunjukkan kerumunan orang berkumpul di antara jasad-jasad korban ledakan dalam suasan penuh dengan duka.

Sementara serangan kedua –yang disebut oleh menteri dalam negeri Mesir dilakukan oleh orang yang sempat berencana meledakkan menimpa gereja katedral St. Mark di Alexandria—menyebabkan 17 orang meninggal dan 48 lainnya luka-luka. Dikutip dari foxnews, Senin (10/04/17), menteri dalam negeri Mesir menyebut serangan kedua ini dilakukan dengan serangan bom bunuh diri. Serangan kedua ini terjadi tepat setelah Paus Tawadros II –pimpinan gereja Kristen Koptik Ortodok Alexandria—selesai memberikan pemberkatan. Sang paus sendiri dikabarkan selamat dalam serangan itu.

Tidak lama setelah kejadian ini, kelompok teroris ISIS mengaku sebagai pihak yang bertanggungjawab. Melalui media utamanya, Amaq, kelompok teroris yang kini mulai lumpuh di Irak dan Suriah ini mengaku sebagai pihak yang berada di balik serangan itu. Mereka menambahkan bahwa kelompok Kristen yang mereka bantai tersebut adalah ‘kafir’ yang selama ini membantu Barat untuk memerangi Islam.

Di pihak lain, presiden Mesir yang geram atas serangan mematikan ini segera memberlakukan kondisi darurat yang berlaku selama tiga bulan sebagai respon atas kejadian ini.

Perayaan Minggu Palma dilakukan untuk memperingati minggu terakhir sebelum Paskah yang menandai dimulainya Minggu Kudus bagi umat Kristen.
Serangan terhadap umat Kristen Koptik, meski tentu sangat menyakitkan, bukanlah kali yang pertama. Umat Kristen Koptik adalah kelompok minoritas yang terus mengalami kekerasan dan menjadi korban atas berbagai konflik sectarian yang terjadi di Mesir. Utamanya paska jatuhnya rezim Hosni Mubarak pada 2011. Selama konflik berlangsung, puluhan orang dilaporkan meninggal dan ratusan lainnya luka-luka.

Kini, dengan ‘bergabungnya’ ISIS ke kekeruhan konflik di Mesir, penderitaan umat Kristen Koptik sepertinya akan semakin parah di masa mendatang.