Koalisi AS Sebut Anggota ISIS Tersisa 3.000 Orang

Washington – Juru bicara koalisi internasional anti-ISIS pimpinan Amerika Serikat (AS), Kolonel Ryan Dillon menyatakan, pihaknya memperkirakan jumlah anggota kelompok teror Islamic State of Irak and Syria (ISIS) tersisa sekitar 3.000 orang. Namun, mereka masih menjadi ancaman dan AS akan terus mendukung sekutu-sekutu untuk mengalahkan mereka.

Pernyataan Ryan Dillon itu ditulisnya pada akun twitter pribadinya dan dikutip dari kantor berita ‘reuter’, Rabu (6/12/2017). Pernyataan itu, merupakan bagian dari tanggapannya selama sesi tanya jawab online melalui akun twitter yang digelarnya, menyangkut masalah yang terjadi di Irak dan Suriah, di mana AS bersama koalisi internasionalnya memerangi kelompok teror ISIS.

Dia juga menyebutkan bahwa koalisi internasional di bawah komando AS sudah melatih 125.000 anggota pasukan keamanan Irak, termasuk 22.000 pasukan Peshmerga Kurdi. “Pemerintah Irak tahu di mana dan berapa banyak kekuatan koalisi internasional untuk mendukung perang melawan ISIS. Semua pasukan yang ada dipimpin oleh Irak,” katanya.

Sebelumnya, koalisi internasional AS mengatakan, setelah pertemuan komandannya dengan komandan tentara Irak, koalisi akan mulai beralih dari fokus pada restorasi lahan untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan. AS akan terus mendukung dan bekerja sama dengan Irak dalam memerangi ISIS. Itulah sebabnya banyak pasukan yang dilatih dan mendapat dukungan peralatan.

Mayor Jenderal Felix Jedni, wakil komandan koalisi internasional AS di bidang strategi dan dukungan mengatakan, setelah mendapat pelatihan, dukungan peralatan, saran, dan bantuan lainnya, tahap berikutnya koalisi ini akan fokus pada penyediaan keamanan yang langgeng. Sekaligus mengembangkan keberlanjutan dan kemandirian bagi Irak.

Seperti diketahui, kelompok teror ISIS sudah kehilangan bayak wilayah penting di Irak maupun Suriah. Kekalahan paling besar terjadi di Mosul di Irak dan Raqqa di Suriah. Kemunduran yang terjadi berturut-turut itu seakan mengubur slogan ISIS yang mengatakan ‘Daulah Islam Langgeng dan Meluas’.

Sementara itu, koalisi AS mengakui sebanyak 801 sipil tewas akibat pelurunya selama perang melawan ISIS di Irak dan Suriah. Angka ini jauh lebih sedikit dari yang dikumpulkan kelompok pengamat independen. Menurut data pengamat, sebanyak 5961 sipil tewas di tangan koalisi AS selama operasi militer.