Kemkominfo: Konten Terorisme & Radikalisme Meningkat

Jakarta – Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Rosarita Niken Widiastuti menyebut bahwa konten-konten negatif yang berisikan radikalisme dan terorisme menjadi meningkat dikarenakan faktor kecanggihan teknologi informasi.

“Seperti kita ketahui bahwa akhir-akhir ini paham yang kemudian menuju terorisme dan radikalisme itu meningkat, karena adanya perkembangan teknologi informasi,” ujar Niken Widiastuti saat ditemui di kawasan Salemba, Jakarta Pusat, seperti dikutip Okezone.com, Selasa (22/1/2019).

Niken bahkan menyebutkan, bahwa dalam kurun waktu beberapa bulan belakangan ini sudah terdapat kurang lebih 700 ribu konten-konten negatif, seperti ujaran kebencian, berita bohong atau hoaks, pornografi dan lain sebagainya.

Sedangkan, untuk konten negatif yang berisikan radikalisme dan terorisme, Niken Widiastuti mengungkapkan terdapat di media sosial terdapat sebanyak kurang lebih 202 konten dalam beberapa bulan belakangan.

Baca juga : Wawasan Kebangsaan Untuk Perkuat Integritas dan Motivasi Bangun Bangsa

“Kalau secara keseluruhan konten negatif ada 700 ribu lebih dalam beberapa bulan terakhir. 202 untuk terorisme dan radikalime dalam beberapa bulan terakhir,” ungkapnya.

Dikarenakan banyaknya konten negatif yang dapat membahayakan, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kemkominfo) memonitoring platform-platform media sosial yang banyak berisikan konten-konten negatif, seperti penutupan Telegram yang dilakukan oleh Menkominfo 2017 lalu.

“Kami juga melakukan monitoring media sosial secara online, sehingga kita bisa menetapkan informasi-informasi yang berisikan terorisme dan radikalisme,” terang Niken Widiastuti.

“Seperti diketahui Menkominfo sempat menutup platform telegram karena pada waktu itu ditengarai bahwa kontena-konten yang kemudian itu teori-teori radikalisme dan terorisme cukup banyak mengisi konten-konten telegram,” tutupnya.