Kata Perwakilan Yogyakarta Menjadi Duta Damai Dunia Maya Itu Istimewa

Padang – Pembukaan Duta Damai Dunia Maya 2017 wilayah Sumatera Barat di Padang, Senin (7/8/2017) juga ditampilkan testimoni dari salah satu duta damai terbaik hasil pelatihan Duta Damai Dunia Maya 2016. Kali ini mewakili pojok.dutadamai.id dan empat website damai dari Yogyakarta lainnya, Nunung Elizabeth dengan renyah menceritakan proses, kiprah, dan kendala selama menjalankan misi menyebarkan konten damai di kalangan generasi muda.

“Intinya menjadi duta damai dunia maya itu istimewa. Kenapa? karena kita bisa berinteraksi lebih lebar dengan berbagai lapisan masyarakat, bahkan lembaga. Bahkan kami kini tengah menyiapkan perhelatan akbar yang melibatkan Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pemerintah Kabupaten Sleman,” papar Elza, panggilan karib Nunung Elizabeth.

Ia mengungkapkan, sejak resmi menjadi duta damai, kelompoknya sepakat bahwa lima kelompok di Yogyakarta bukan kompetitor tapi partner yang harus saling mendukung. Bahkan lima website terus dijadikan modal untuk menggaungkan konten damai di dunia maya.

“Kami yang berkekuatan 60 orang ini sadar, tidak mungkin melawan sendirian. Tapi kami tidak menyerah dan coba bertahan, karena prinsip kami menghilangkan hoax, kita harus memperbanyak konten positif. Dengan begitu konten negatif tidak punya ruang karena kalau kita lebih dulu masuk memberikan literasi, mereka pasti tidak bisa masuk,” papar Elza.

Pada kesempatan itu, Elza mewakili 60 rekan-rekannya di Yogyakarta, mengucapkan terimakasih kepada Pusat Media Damai (PMD) dibawah kendali Kasubdit Kontra Propaganda Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko. Terima kasih dan rasa bangga pula kami haturkan kepada para mentor antara lain Kak Abdul Malik, Novriza, Andriza Rubianto, Ary Wibowo, Dedi Ratnanto, danFakhrul Rozi.

“Kami banyak diajari bagaimana memviralkan konten positif, tidak hanya antar duta damai tapi juga dengan masyarakat. Dari situ kami bisa menggandeng banyak mitra seperti Kominfo, Kantor Pariwisata Provinsi dan Kabupaten, dan beberapa mitra lainnya. Intinya meski memiliki visi sama, kalau tidak berjabat tangan pasti mustahil,” jelas Elza.