Jaya Suprana; BNPT Membanggakan, Seluruh Dunia Berpaling ke Indonesia untuk Belajar Penanggulangan Terorisme

Jakarta – Jaya Suprana mengundang Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Suhardi Alius, MH. Dalam acara Jaya Suprana Talk Show,  Kamis, (12/7) untuk menceritakan bagaimana penanganan terorisme di Indonesia sehingga membuat seluruh dunia ingin belajar metode soft approach yang dikembangkan oleh BNPT.

Menurut Jaya Suprana, saat ini Indonesia tengah menjadi sorotan dunia karena mampu menangani terorisme melalui pendekatan soft aproach, tentu hal tersebut menjadi sebuah kebanggaan bagi bangsa dan rakyat Indonesia, karena BNPT tidak menggunakan pendekatan kekerasan seperti yang banyak diterapkan di negara lain.

“Yang mengagumkan penanggulangan terorisme dibawah kendali Pak Suhardi menggunakan soft approach”

 

Terorisme bukan hanya terjadi disatu negara namun kejahatan terorisme telah menjadi persoalan dunia, sifat kejahatannya lintas negara, namun tidak semua negara mampu menemukan metode yang baik untuk mencegah berkembangnya radikalisme dan terorisme.

Indonesia, juga menghadapi persoalan yang sama dengan negara lain terkait maraknya aksi terorisme, berbagai kejadian ledakan bom bunuh diri pernah mengguncang Indonesia, dari berbagai kejadian tersebut BNPT yang menjadi leading sector pananggulangan terorisme mencoba melakukan pencegahan terorisme dan radikalisme menggunakan pendekatan soft approach.

Pendekatan yang berbasis kemanusiaan yang dikembangkan oleh BNPT telah mampu mengembalikan mantan – mantan napi teroris ke pangkuan ibu pertiwi dan sekarang justru dengan kesadaran mereka sendiri turut membantu menyebarkan pesan perdamaian.

“Saat ini ada satu yang membanggakan yaitu BNPT, seluruh dunia berpaling ke Indonesia untuk belajar penanggulangan terorisme”.

 

Ditempat yang sama, Kepala BNPT Suhardi Alius mengatakan bahwa, sejak pertama diamanahi oleh Presiden Joko Widodo mengemban tugas menjadi menahkodai BNPT, dia telah mensinergikan semua elemen bangsa termasuk bagaimana kementerian dan lembaga negara turut terlibat dalam pencegahan radikalisme, karena tentu BNPT tidak akan dapat bekerja sendiri.

“Pertama kali diamani oleh Presiden menahkodai BNPT, saya minta semua akses kementerian dan lembaga negara dibuka, karena terorisme bukan hanya persoalan ideologi radikalisme, namun banyak persoalan yang melatar belakanginya”.

Mantan Kapolda Jawa Barat tersebut menuturkan bahwa, dia telah diminta oleh banyak negara mempresentasikan bagaimana cara Indonesia menangani terorisme sehingga mantan napi teroris dapat kembali sadar.

“baru – baru ini duta besar Belanda saya ajak berkeliling ke beberapa mantan teroris yang telah sadar dan dia sangat terkejut dapat bersalaman dengan mantan teroris, hal yang tidak mungkin dilakukanya jika dinegaranya” pungkasnya.