Ini Kata Sestama Tentang BNPT di Mata Dunia

Palembang – Sekertaris utama (Sestama) BNPT, Mayjen TNI. Gautama Wiranegara menyatakan bahwa memasuki tahun ke enam ini, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT)nterus menunjukkan kinerja yang semakin membaik. Bahkan hingga kini telah ada sedikitnya 50 negara yang secara khusus mengirim perwakilan untuk belajar penanganan terorisme dari BNPT. Ini disampaikannya pada pidato pembukaan sosialisasi Standar Operasional Prosedur (SOP) penanganan aksi terorisme di dalam lembaga pemasyarakatan, malam ini, Rabu (16/11/16), di hotel The Daira Palembang.

Namun ia juga menyatakan bahwa raihan ini tidak mungkin digapai oleh BNPT sendiri, ada banyak peran lembaga dan instansi lain yang turut serta membesarkan BNPT. Dan untuk itu ia menghaturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya. Ia juga menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak boleh melenakan, melainkan justru menambah semangat kerja untuk menunjukkan prestasi-prestasi lain di masa mendatang.

salah satu hal yang menurutnya perlu terus diupayakan saat ini adalah meningkatkan sinergitas antar lembaga dan kementrian terkait penanggulangan terorisme, dan hal itu harus diawali terlebih dahulu dengan penyamaan persepsi terhadap bahaya terorisme.

“Penting bagi kita untuk melakukan persamaan persepsi terhadap bahaya paham radikal dan ancaman teror yang kian nyata, sehingga sinergitas antara semua elemen bangsa dapat terwujud, dan ini merupakan salah satu kunci dalam penanggulangan terorisme,” ungkapnya di hadapan 80 tamu undangan.

Gautama melanjutkan, sebagai leading sector, BNPT diberi amanat untuk membuat regulasi dan kebijakan terkait penanggulangan terorisme. Penyusunan SOP terkait pengamanan Obvit (Obyek Vital) dari ancaman terorisme merupakan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menekan dan mempersempit celah kelompok radikal terorisme, termasuk pengamanan di lembaga pemasyarakatan, khususnya yang dihuni oleh napi terorisme.

Menurutnya, keberadaan SOP ini penting, mengingat belum ada satupun kementrian atau lembaga yang memiliki SOP terkait bahaya radikalisme dan terorisme, termasuk lembaga pemasyarakatan itu sendiri.  Ia yakin, SOP yang dalam penyusunanya melibatkan banyak pakar dan ahli ini dapat member sumbangsih yang berarti terhadap upaya penanggulangan terorisme.