Indonesia Diminta Terlibat dalam Aliansi Muslim Antiteror

Riyadh – Indonesia dinilai memiliki pengalaman memiliki pengalaman yang luas dalam penanggulangan dan pemberantasan aksi terorisme. Untuk itu, Indonesia diminta terlibat aktif dalam Koalisi Militer Islam untuk Pemberantasan Terorisme (Islamic Military Counter Terrorism Coalition/IMCTC)

“Ancaman terorisme telah melewati batas negara dan Islam selama ini selalu menjadi korban aksi terorisme dan ekstrimisme. Karena itu penting bagi dunia Islam untuk bekerja sama memberantas kejahatan luar biasa ini,” kata Kepala IMCTC, Jenderal Rahid Syarif, di Riyadh, saat menerima kunjungan delegasi Indonesia untuk pameran budaya Al Janadriyah, Rabu (19/12/2018), dikutip Antaranews.com.

Menurut Syarif, keterlibatan Indonesia dapat memperkuat aliansi itu, karena Indonesia dinilai memiliki pengalaman yang luas dalam penanggulangan dan pemberantasan aksi terorisme. IMCTC, sejak didirikan setahun lalu, beranggotakan sebanyak 41 negara Muslim di kawasan Timur Tengah, Afrika, Asia Selatan dan Tenggara, seperti Arab Saudi, Mesir, Kuwait, Qatar, Pakistan, Brunei Darussalam dan Malaysia.

Ia menjelaskan, negara-negara Islam membutuhkan koalisi ini karena organisasi teroris mencemarkan nilai-nilai Islam. Stigma bahwa Islam dekat dengan terorisme, harus direafirmasi dengan nilai-nilai Islam yang moderat, damai, toleran, dan senantiasa ingin hidup berdampingan.

Pimpinan Delegasi Indonesia Letjen TNI (purn) Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan Indonesia memiliki pemahaman yang sama dengan IMCTC bahwa terorisme merupakan masalah besar bagi dunia Islam.

Baca juga : Bela Negara Milenial: Bisa Lewat Keluarga, Pendidikan, Olahraga, Bahkan Angkat Senjata

“Semangatnya sama, yakni bagaimana dunia bersama-sama memerangi terorisme,” kata Mantan Wakil Menteri Pertahanan itu.

Namun, Sjafrie menjelaskan, Indonesia sulit untuk bergabung dalam sebuah aliansi militer, karena dalam UUD 1945 ditegaskan kebijaksanaan luar negeri Indonesia adalah non-blok. Sjafrie menyatakan Wakil Presiden Jusuf Kalla tidak menyetujui Indonesia untuk bergabung dalam aliansi itu. Namun, Indonesia akan mencari bentuk kerja sama lain dalam penanggulangan terorisme.

Indonesia sejauh ini menjadi salah satu negara yang paling berhasil dalam penanganan terorisme. Sejauh ini setidaknya sudah lebih dari 2.000 teroris ditangkap oleh Densus 88. Di kawasan Asia Tenggara Indonesia juga telah menjalin kerja sama penanggulangan terorisme bersama Filipina dan Malaysia, terutama dengan menggalang patroli bersama di sejumlah kawasan.