Imam Besar Al-Azhar Sebut Tindakan Teroris Jangan Dikaitkan Dengan Islam

Kairo – Imam Besar Al-Azhar, Syekh Ahmed Al-Tayyeb Mesir mengecam pemenggalan kepala seorang guru bahasa Prancis oleh seorang remaja di pinggiran kota Paris karena kartun-kartun ofensif Nabi Muhammad. Ia juga mengatakan bahwa menghina agama di bawah kebebasan berbicara adalah undangan untuk kebencian.

Dalam pidatonya yang dibacakan di Capitol Square Roma pada Selasa (20/10) di depan pertemuan para pemimpin Kristen, Yahudi dan Buddha termasuk Paus Fransiskus dan Kepala Rabi Prancis Haim Korsia, Al-Tayyeb mengutuk serangan itu. Ia menyatakan Islam dan ajaran Nabi Muhammad tidak bersalah dari kejahatan teroris yang jahat.

Namun, Al-Tayyeb menekankan bahwa penghinaan terhadap agama dan serangan terhadap simbol-simbol agama di bawah kebebasan berbicara adalah ‘standar ganda’ yang sangat jelas mengundang kebencian.

“Dia (penyerang) dan yang lainnya tidak mewakili Islam, seperti penyerang di Masjid Selandia Baru tidak mewakili agama Kristen,” jelasnya. Dilansir dari Ahram, Rabu (21/10).

Al-Tayyeb mengutuk upaya untuk memaksakan model peradaban tunggal dan klaim dari satu model budaya sebagai model yang cocok untuk seluruh umat manusia, dengan model yang berbeda digambarkan sebagai ‘sisa-sisa sejarah’.

Pernyataannya muncul beberapa hari setelah lembaga Sunni Islam menyatakan kecamannya atas serangan teror di Prancis. Mereka menggambarkan pemenggalan kepala guru di Prancis sebagai kejahatan keji.

Ia menekankan bahwa pembunuhan adalah kejahatan yang tidak dapat dibenarkan dengan cara apa pun, tapi menegaskan kembali seruannya untuk disahkannya undang-undang internasional yang memberatkan penghinaan terhadap agama atau tokoh suci mereka.

Kecaman oleh otoritas agama Islam Sunni tertinggi datang beberapa hari setelah guru sejarah Samuel Paty dipenggal di siang hari di pinggiran kota Eragny-sur-Oise, barat laut Paris oleh penyerang bernama Abdullakh Anzorov, seorang Chechnya berusia 18 tahun.

Penyerang ditembak mati oleh polisi beberapa menit setelah serangan itu, yang terjadi beberapa pekan setelah guru tersebut menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada siswanya di kelas tentang kebebasan berekspresi.

Setidaknya 16 orang, termasuk seorang Islamis radikal dan empat kerabat dekat penyerang ditahan karena terkait dengan pemenggalan tersebut