Guru Didorong Jadi Role Model Membangun Karakter Damai

Aceh Besar – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordionasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Aceh, Kamis (14/3/2019), menggelar kegiatan Integrasi Nilai-Nilai Agama dan Budaya dalam Menumbuhkan Harmoni Kebangsaan di Sekolah. 105 orang guru dihadirkan di kegiatan yang diselenggarakan di Kapupaten Aceh Besar tersebut, dengan didorong menjadi role model terbangunnya karakter damai pada pribadi anak didik.

Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letnan Kolonel (Laut) Setyo Pranowo, mengatakan, dilibatkannya guru dalam kegiatan ini bertujuan agar mampu melindungi anak didiknya dari pengaruh radikalisme dan terorisme.

“Jadilah role model, berikan contoh yang terbaik,” kata Setyo dalam sambutannya.

Baca juga : Wakil Bupati Aceh Besar: Terorisme Tidak akan Mendapatkan Tempat di Aceh

Ketua Bidang Agama, Sosial, dan Budaya FKPT Aceh, Fakhri, mengatakan ke-105 guru yang dilibatkan terdiri dari tingkat SD, MI, SMP, MTs, SMA dan Madrasah Aliyah. Juga dihadirkan sebagai peserta adalah pegiat di dunia pendidikan.

“Kami ingin mereka memperkuat kapasitanya dalam pengetahuan seputar radikalisme dan terorisme , sehingga mampu membentengi dirinya untuk menangkal pengaruh radikalisme dan terorisme, sekaligus membentengi anak didiknya,” ungkap Fakhri.

Ketua FKPT Aceh, Hasbi Amiruddin, di kesempatan yang sama menyoroti munculnya fakta keterlibatan anak-anak usia pelajar yang terlibat di jaringan pelaku terorisme. Hal ini diakuinya sangat memprihatinkan, sehingga dibutuhkan gerakan nyata untuk mencegahnya berkembang semakin buruk.

Sementara Wakil Bupati Aceh Besar, H. Hasanain al-Wahab, mengungkap keberadaan kelompok ekstrimis di tengah masyarakat yang menyusup di kelompok keagamaan tertentu sebagai penyebab maraknya praktik radikalisme dan terorisme. Dia mendorong pemerintah dan masyarakat mempersempit ruang gerak para ekstrimis tersebut, sehingga tidak ada kesempatan menyebarluaskan radikalisme dan terorisme di tengah masyarakat.

“Untuk memastikannya, jangan dibiarkan pemahaman selain ahlus sunnah wal jama’ah berkembang, karena sama saja memberikan lahan subur bagi radikalisme yang mengarah pada terorisme,” ujar Hasanain. [tf/shk]