Gubernur Kepri: Mencegah Terorisme Ingat Sejarah Lahirnya Pancasila

Bintan – Gubernur Kepulauan Riau, Nurdin Asirun, menyampaikan apresiasinya atas kegiatan pencegahan terorisme yang dilaksanakan BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Kepulauan Riau di Kabupaten Bintan, Rabu (24/10). Dia menawarkan sejarah lahirnya Pancasila sebagai motivasi dalam pencegahan terorisme.

Nurdin hadir di kegiatan Penguaran Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme yang menghadirkan sekitar 100 kepala desa, lurah, Babinsa dan Babinkamtibmas se-Kabupaten Bintan. Dia menyampaikan ucapan terimakasihnya kepada BNPT dan FKPT Kepulauan Riau yang sudah mengakomodir aparatur di kelurahan dan desa dalam kegiatan pencegahan.

“Yang mana kades dan lurah, tolong berdiri? Gagah-gagah semua. Di pundak Anda semua terorisme bisa diatasi sejak dini,” kata Nurdin seraya disuguhi barisan kepala desa dan lurah yang berdiri di saping mejanya masing-masing.

Nurdin mengungkapkan, pilihan BNPT dan FKPT melibatkan aparatur kelurahan dan desa dalam pencegahan terorisme sudah tepat. “Dalam struktur pemerintahan, yang ada di barisan terdepan itu RT dan RW, terus lurah, kepala desa dan perangkat lainnya,” ujarnya. Atas situasi itu, dia meminta aparatur kelurahan tidak pasiv dalam upaya pencegahan terorisme. “Radikalisme dan terorisme sudah di depan mata, kita harus tekan bersama,” tegasnya.

Dalam paparannya Nurdin mengungkapkan sejarah panjang Indonesia, sejak di masa perang kemerdekaan hingga era pembangunan saat ini. Dia juga menyebut Pancasila seharusnya menjadi landasan utama dalam pencegahan terorisme.

“Pancasila lahir bukan karena individu-individu, tapi kerja bersama anak bangsa terbaik. Jika bapak bangsa mampu melahirkan Pancasila, sekarang tugas kita bersama-sama melawan gerakan yang mengancam eksistensi Pancasila,” jelas Nurdin.

Kepulauan Riau, masih kata Nurdin, adalah daerah perbatasan Indonesia dengan negara tetangga, yang memungkinkan suku dan etnis berlainan saling bertemu. Sejauh ini pembauran tersebut berjalan baik, dan dibutuhkan kerja strategis aparatur pemerintahan dan keamanan
untuk menjaganya.

“Saya tekankan lagi, kegiatan semacam ini sangat penting. Ke depan saya minta FKPT bisa disisipkan di aktifitas sosialisasi setiap satuan kerja, agar materi pencegahan terorisme bisa sampai ke masyarakat yang lebih luas,” pungkas Nurdin.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Kepulauan Riau, Komisaris Besar Hernowo Yulianto, di kesempatan yang sama menegaskan pentingnya peran aparatur di tingkat kelurahan dan desa dalam pencegahan terorisme. Ditegaskannya pula, dibutuhkan sinergi yang kuat antaraparat di kelurahan dan desa untuk langkah pencegahan yang baik.

“Jangan sampai ada kepala desa gak kenal warganya, ada Babinkamtibmas tidak tahu siapa pendatang baru di daerahnya. Lurah, Babinsa dan Babinkamtibmas saling tukar data, analisa bersama, bagaimana pencegahan terorisme bisa dilakukan dengan baik,” tandas Hernowo.

Di akhir paparannya Hernowo menyebut kepala desa atau lurah, Babinsa dan Babinkamtibmas adalah 3 pilar utama agar kondusifitas di sebuah desa/kelurahan terjaga. “Termasuk dari ancaman radikalisme dan terorisme, tiga pilar itu harus bersinergi dengan baik,” pungkasnya.

Kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Kabupaten Bintan terlaksana atas kerjasama BNPT dan FKPT Kepulauan Riau. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. [shk/shk]