Duterte: Tewasnya Mahmud Terkait Militan Pro-ISIS

Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, memastikan tewasnya profesor asal Malaysia, Mahmud bin Ahmad alias Abu Hanzalah, terkait dengan militan pro ISIS di Marawi telah tewas. Pernyataan Duterte menegaskan pernyataan militer Filipina yang sebelumnya meyakini kematian Mahmud dalam sebuah serangan yang menewaskan 12 orang.

Mahmud yang merupakan seorang guru besar di bidang hukum Islam sebelumnya digadang-gadang menjadi ‘Emir’ ISIS Asia Tenggara, setelah kematian Isnilon Hapilon. Dia ditetapkan sebagai ‘target bernilai tinggi’ oleh militer Filipina, karena berperan besar dalam pendanaan untuk serangan teror di Marawi pada 23 Mei 2017. Lebih dari 1.000 orang tewas dan 400 ribu orang lainnya terpaksa mengungsi akibat serangan itu.

Seperti dikutip dari kantor berita AFP, Jumat (20/10/2017), Duterte menegaskan bahwa Mahmud menjadi pemimpin militan pro-ISIS terbaru yang tewas dalam pertempuran di Marawi. Dua pemimpin militan pro-ISIS lainnya, Isnilon Hapilon dan Omarkhayam Maute, tewas pada Senin (16/10/2017). “Sekarang yang lain, yang mereka panggil ‘Dok’ (ada tiga orang: Hapilon, Omar dan Dok) yang tewas,” kata Duterte merujuk pada Mahmud.

Beberapa jam sebelum Duterte berbicara, Kepala Staf Militer Jenderal Eduardo Ano menyatakan Filipina ‘semakin yakin’ bahwa Mahmud ikut tewas bersama 12 militan lainnya dalam pertempuran di Marawi pada Rabu (18/10/2017) malam waktu setempat. Keyakinan itu didasari keterangan sejumlah sandera yang dibebaskan.

Sebelumnya, Duterte mengumumkan kota Marawi telah dibebaskan dari teroris. Pernyataan ini disampaikan setelah dua pemimpin militan pro-ISIS tewas dalam pertempuran di Marawi, awal pekan ini. Kota Marawi dilanda pertempuran sengit antara tentara Filipina dengan militan pro-ISIS sejak 23 Mei lalu. Pernyataan itu disampaikan Duterte di depan para tentara Filipina yang ditugaskan memerangi militan pro-ISIS di Marawi.

Juru bicara militer Filipina, Mayor Jenderal Restituto Padilla menyatakan, bahwa tes DNA masih akan dilakukan untuk memastikan identitas Mahmud. Diketahui bahwa sosok Isnilon Hapilon disebut sebagai ‘emir’ atau pemimpin ISIS Asia Tenggara. Sesaat Isnilon dipastikan tewas, pakar terorisme dari Kajian Internasional Sekolah S Rajaratnam Singapura, Ahmad Kumar Ramakrishna, menyebut sosok Mahmud berpotensi mengambil alih kepemimpinan ISIS Asia Tenggara.

Militer Filipina mengakui Mahmud sebagai sosok yang menghubungkan Isnilon dari Abu Sayyaf dengan ISIS. “Mahmud bertanggung jawab atas keterkaitan langsung Hapilon dengan kelompok yang lebih besar, Daesh. Dirinyalah yang memberikan pendanaan yang dibutuhkan untuk melakukan pendudukan atas Marawi,” jelas Restituto Padilla merujuk pada nama Arab ISIS.

“Pernyataan presiden semoga membuka jalan untuk masuk dan memulai rehabilitasi, rekonstruksi dan pembangunan kembali Marawi. Pertempuran untuk pasukan yang ada di lapangan terus berlanjut,” ujar Restituto Padilla.