Dulu Biadab, Kini 2 Anggota ISIS “The Beatles” Takut Dipenjara di Alcatraz

London – Dua tersangka teroris kelompok ISIS asal Inggris yang dulu berjuluk “The Beatles” mengaku takut jika nantinya menghabiskan hidupnya di penjara yang paling ditakuti di Amerika Serikat (AS), Alcatraz of the Rockies. Itu merupakan penjara dengan keamanan supermaksimum yang dijuluki sebagai “neraka di Bumi”.

Alexanda Kotey (36)dan El-Shafee el-Sheikh (32) adalah anggota ISIS dari kelompok “The Beatles”, kelompok yang pernah mengeksekusi mati sejumlah sandera saat kelompok teroris itu berjaya di wilayah Irak dan Suriah beberapa tahun lalu. Keduanya menghadapi rendisi ke Amerika Serikat setiap hari setelah Amerika setuju bahwa mereka tidak akan menghadapi hukuman mati jika terbukti bersalah.

Di dalam penjara Alcatraz of the Rockies, para tahanannya dikurung sendirian di dalam sel tanpa jendela selama 23 jam sehari. Penjara yang sangat ditakuti ini berada di Florence, Colorado. Penjara Alcatraz of the Rockies juga dikenal sebagai penjara Florence Supermax.

Pada bulan Maret, Mahkamah Agung Inggris menganggap bahwa memberikan bukti kepada negara asing yang dapat digunakan dalam penuntutan hukuman mati adalah melanggar hukum. Sekarang ancaman eksekusi itu telah dicabut, dan badan intelijen Inggris; MI5, dapat berbagi intelijen yang dapat mengidentifikasi mereka sebagai bagian dari sel “The Beatles” yang dipimpin oleh Mohammed “Jihadi John” Emwazi.

Kotey yang jadi tahanan di Irak mengungkapkan dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Mirror di Ladbroke Grove, London Barat, tentang ketakutannya berakhir di penjara AS tersebut. Dia mengakui bahwa dirinya dan el-Sheikh telah menaruh harapan mereka untuk dikirim kembali ke Inggrisuntuk menghabiskan “beberapa waktu di penjara”.

Ditanya bagaimana perasaannya tentang dikirim ke Amerika, dia menciut di kursinya dan menggelengkan kepalanya.

“Saya tidak ingin menghabiskan waktu di penjara di AS. Itu tidak bagus. Itu akan menjadi hal terburuk yang bisa terjadi,” ujarnya, yang dikutip dari Mirror, Senin (24/8/2020).

Kotey ditangkap oleh tentara Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pada tahun 2018, tetapi menganggap waktu yang dihabiskan untuk daftar “bunuh atau tangkap” CIA sebagai bagian dari waktunya di tahanan. Tahun lalu, Kotey melayani wawancara saat berada di timur laut Suriah.

“Saya telah menjalani hukuman empat tahun, mungkin lima tahun. Saya diberi tahu bahwa saya berada dalam daftar pembunuhan atau penangkapan setelah nama dan foto saya dipublikasikan di media. Tidak mudah bagi saya,” katanya.

“Shafee juga ditanyai tentang itu, dia bilang dia tidak ingin menghabiskan waktu di penjara Amerika. Tidak, itu tidak baik,” ujarnya.

Mereka punya alasan kuat untuk merasa takut dijebloskan ke penjara horor AS. Mereka menghadapi uji coba penampilan untuk menenangkan warga AS yang muak dengan ISIS, dan jika terbukti bersalah dapat menghabiskan sisa hidup mereka di Florence Supermax.

Mantan direktur penjara FBI, Norman Carlson, pernah mengatakan penjara itu dibangun untuk sebagian kecil populasi narapidana yang sama sekali tidak menunjukkan perhatian pada kehidupan manusia.

Pemerintah AS dan Inggris percaya sel “The Beatles” ISIS bertanggung jawab atas 27 pembunuhan, termasuk pemenggalan kepala orang-orang Amerika; James Foley, Steven Sotloff dan Peter Kassig, serta pekerja bantuan Inggris David Haines dan Alan Henning. Mereka juga menahan jurnalis Inggris John Cantlie, yang hilang dan diduga telah tewas. (Baca juga: ‘Perang Rahasia’, Pasukan SAS Inggris Habisi 100 Milisi ISIS)

Inggris telah mencabut kewarganegaraan Kotey dan el-Sheikh, dan mereka berdua sekarang diyakini berada dalam tahanan pasukan khusus AS di Irak.