Dampak Medsos Tak Terkontrol di Generasi Muda versi Dewan Pers

Palu – Ketua Dewan Pers, Yosep Adi Prasetyo, kembali menegaskan bahaya penggunaan media sosial tanpa adanya kontrol. Bagi generasi muda, dampak yang ditimbulkan bida menjadi pintu masuk paham radikal terorisme.

Hal ini diungkapkan Yosep saat menjadi pemateri di kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Rabu (18/7/2018) kemarin.

“Standar internasional, berlaku juga di Indonesia, akses terhadap internet untuk anak-anak dibatasi usia minimal tiga belas tahun. Tapi apa yang terjadi, sekarang anak kelas empat SD bahkan sudah banyak yang memegang gawai,” ungkap Yosep.

Akses internet yang dimaksud oleh Yosep di kalangan generasi muda, contohnya adalah kepemilikan akun medis sosial dan pemakaian berbagai platform berbagi informasi dan konten. Akses Youtube misalnya, saat ini banyak disalahgunakan untuk membuka dan menyaksikan konten berbau pornografi.

“Saya pernah mendapati anak usia empat SD menonton video porno. Apa akibatnya? Emosional di anak dan perilakunya berubha drastis. Ini sangat membahayakan,” tegas Yosep.

Tidak hanya video porno, Yosep juga menyebut anak-anak yang menggunakan media sosial di bawah standar usia tanpa dibarengi kontrol berpotensi terpapar radikalisme dan terseret masuk ke dalam jaringan pelaku terorisme. “BNPT sudah mengungkap contoh-contohnya. Banyak anak-anak di usia muda yang terjebak di terorisme bermula dari paparan radikalisme melalui media sosial,” tekannya.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, mantan komisioner Komnas HAM tersebut menyambut baik dilaksanakannya literasi digital oleh BNPT dan FKPT, Kegiatan semacam ini penting untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang sisi baik dan buruk internet.

Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, Muzakir Tawil, dalam sambutannya berharap melalui literasi digital masyarakat tak sekedar melek internet. Tak kalah penting adalah membuka kesadaran masyarakat untuk menggunakan internet secara positif.

“Semoga kegiatan ini juga mampu menumbuhkan semangat cinta kasih untuk menjaga Sulawesi Tengah yang kita cintai tetap aman,” pungkas Muzakir.

Kegiatan Literasi Digital sebagai Upaya Pencegahan Radikalisme dan Terorisme di Masyarakat di Palu terselenggara atas kerjasama BNPT dan FKPT Sulawesi Tengah. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018.

Kegiatan ini juga diisi dengan lomba karya tulis jurnalistik yang dikhususkan bagi wartawan media massa nasional dan lokal dan kalangan pers mahasiswa. Melalui lomba ini diharapkan mampu terpublikasi kearifan lokal di Indonesia yang mampu menjadi sarana pencegahan radikalisme dan terorisme. [shk/shk]