Cetak Agen Perdamaian, BNPT – FKPT Libatkan Perempuan Lintas Agama

Serang – BNPT dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Banten, Kamis (25/4/2019), menggelar kegiatan Pelibatan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Kegiatan yang diikuti oleh perempuan dari komunitas lintas agama ini memiliki output dilahirkannya agen perdamaian.

Kepala Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Andi Intang Dulung, dalam sambutan pembukaan kegiatan menyampaikan rasa bangganya atas antusiasme yang ditunjukkan peserta kegiatan.

“Seluruh simpul organisasi perempuan dari latar belakang agama berbeda-beda saya lihat hadir di sini. Ini menunjukkan semua agama sepakat bahwa terorisme tidak merepresentasikan agama tertentu, tapi sebaliknya terorisme tidak sejalan dengan ajaran agama,” ungkap Andi Intang.

Dengan mengikuti kegiatan ini, lanjut Andi Intang, BNPT dan FKPT Banten berharap para peserta kegiatan selanjutnya mampu menjadi agen yang menebar pesan damai di komunitasnya masing-masing. BNPT dan FKPT juga disebutnya telah menyiapkan narasumber yang berkompeten di bidangnya untuk mengajarkan bagaimana kelompok perempuan seharusnya berperan dalam mencegah tersebarnya paham radikal terorisme.

“Tugas Ibu-ibu selanjutnya adalah membagikan pelajaran yang di dapat di sini ke komunitas masing-masing. Kemampuan BNPT dan FKPT memang terbatas, tapi dengan peran besar Ibu-ibu, kami ingin pesan damai tersebar luas ke masyarakat,” harap Andi Intang.

Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Provinsi Banten, Ade Aryanto, di kesempatan yang sama menyampaikan apresiasinya terhadap gelaran pelibatan perempuan dalam pencegahan terorisme tersebut. Dia menyebut program yang sama tengah dijalankan oleh Pemerintah Provinsi Banten.

“Langkah kita selaras. Kami di Banten juga tengah mengintensifkan penguatan peran wanita dalam keluarga, karena kami sadar benteng terkuat dalam mencegah paham radikal terorisme adalah dengan penguatan keluarga,” kata Aryanto.

Aryanto menaruh harapan besar kegiatan pelibatan kelompok perempuan ini mampu mereduksi sejak dini pengaruh radikal terorisme yang sempat menjadikan Banten sebagai ‘kawasan merah’. Peran serta masyarakat disebutnya memiliki andil besar dalam mencapai tujuan tersebut.

“Sejarah mencatat Banten merupakan daerah di mana sejumlah pelaku terorisme berasal. Tugas kami masyarakat Banten menghapus situasi tersebut dan menjadikan banten semakin baik ke depannya,” pungkas Aryanto. [shk/shk]