Cegah Terorisme, BNPT Ajak Perempuan Bali Pupuk Toleransi

Denpasar – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Bali, Kamis (20/7/2017), menggelar Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian di Kota Denpasar. Kegiatan ini di antaranya untuk memupuk toleransi yang selama ini sudah tumbuh baik.

Direktur Eksekutif Daulat Bangsa, Sholehuddin, yang hadir sebagai salah satu pemateri mengatakan, pascaledakan bom pada tahun 2001 dan 2002 Bali sudah kembali bangkit dan tumbuh menjadi salah satu kekuatan pariwisata di Indonesia. Toleransi disebut sebagai salah kunci kebangkitan tersebut.

“Toleransi di Bali sudah tumbuh bagus, dan hal ini tentu harus dipertahankan untuk menjaga Bali terus terbebas dari bahaya radikalisme dan terorisme,” kata Sholehuddin.

Kelompok perempuan, lanjut Sholehuddin, dinilai memiliki peranan yang sangat besar untuk menjaga agar toleransi di Bali bisa terus dilestarikan. “Sikap toleransi bisa dimulai dari lingkungan keluarga, dan perempuan memiliki peran yang sangat besar untuk mengajarkannya,” tambahnya.

Melalui Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian, Sholehuddin juga mengatakan perempuan di Bali akan diberikan pemahaman tentang bahaya radikalisme terorisme, termasuk bagaimana kerawanan penyebarannya.

“Pencegahan terorisme adalah tugas setiap elemen bangsa, tidak terkecuali ibu-ibu peserta kegiatan ini. Ibu-ibu memiliki peranan strategis, dan melalui kegiatan ini diharapkan keterlibatan itu bisa diwujudkan secara nyata,” urai Sholehuddin.

Kepala Sub Bagian Tata Usaha Kedeputian I BNPT, Sholihuddin Nasution, mempertegas peran perempuan sangat vital dalam upaya pencegahan terorisme. Atas dasar tersebut BNPT secara khusus pada tahun 2017 ini melibatkan kelompok perempuan dalam kegiatan pencegahan.

“Ibu-ibu adalah pendidik bagi anak-anak dan anggota keluar lainnya. Melalui peran itu, ibu-ibu diharapkan dapat mengajarkan kepada anggota keluarga bagaimana terorisme sangat berbahaya dan harus dicegah,” ungkap Sholihuddin.

Salah satu yang bisa diajarkan oleh perempuan kepada keluarganya terkait radikalisme dan terorisme adalah toleransi. Bali disebutnya sebagai daerah yang sangat plural, dan oleh sebab itu toleransi menjadi aspek penting untuk menjaga terciptanya kerukunan antarumat beragama. “Sikap intoleran adalah pemicu munculnya radikalisme dan terorisme,” pungkasnya.

Rembuk Kebangsaan: Perempuan Pelopor Perdamaian merupakan salah satu metode yang dijalankan di kegiatan Pelibatan Pemuda dan Perempuan dalam Pencegahan Terorisme. Satu metode lainnya adalah lomba video pendek, yang rangkaiannya diawali dengan Workshop BNPT Video Festival. Kegiatan ini sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia di sepanjang tahun 2017. [shk/shk]