Cegah masuknya Paham Radikal Terorisme, Generasi Muda harus kreatif dan Berinovasi positif

Jakarta – Dengan berkembangnya teknologi informasi yang begitu pesat, generasi muda Indonesia diharapkan untuk tetap bisa bangkit untuk melakukan kreativitas dan berinovasi terhadap hal hal yang positif agar terhindar dari pengaruh bahayanya paham radikal terorisme.

Hal tersebut disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA, saat hadir menjadi narasumber pada acara Forum Diskusi Publik dengan tema “Mitigasi dan Diseminasi Penanggulangan Terorisme di Indonesia” yang berlansgung di Hotel The Sultan, Jakarta, Senin (12/4/2021).

Acara Diskusi Publik yang diselengagrakan berkat kerjasama DPR RI dan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika ini diikuti ratusan pelajar, mahasiswa dan generasi muda yang ada di wilayah Jawa Barat melalui saluran daring atau webinar

“Saya mendorong kepada generasi milenial untuk tetap kreatif dan berinovasi, tentunya yang produktif. Jangan yang destruktif, karena terorisme itu adalah destruktif yang dapat membahayakan diri anda sendiri, membahayakan keluarga anda sendiri, membahaykan masyarakat dan membahayakan bangsa,” ujar Dr. Sjarifuddin Hasan, MM, MBA.

Poltisi Partai Demokrat ini pun memita masyarakat untuk berperan aktif dalam menangkal masuknya paham radikal terorisme di tengah masyarakat yang saat ini banyak disebarkan melalui dunia maya.”Semua informasi yang ada, yang diterima tentunya kalau bisa disortir terlebih dahulu. Jangan langsung ditransmisikan atau diebar terlebih dahulu,” ujarnya

Dirinya menyadari bahwa dengan program-program yang telah dilakukan oleh pemerintah untuk memberikan sosialisasi terhadap penanggulangan terorisme melalui Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) selama ini patut untuk disikapi bahwa hal tersebut adalah salah satu program demi kepentingan bangsa dan negara

“Begitupun juga program-program kontra radikalisme itu juga bisa dilakukan melalui pemahaman terhadap Undang-undang Dasar 1945, Pancasila, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Kalau hal itu dipahami dengan utuh, maka Insya Allah, terorisme itu tidak memiliki tempat di masyarakat sekitar. Dengan demikian kita akan berhasil menanggulangi terorisme di Indonesia,” ujar mantan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini.

Dalam kesmepatan yang sama staf ahli menteri bidang Komunikasi dan Media Massa, Kementerian Komunikasi dan Informastika (Kemenkominfo), Prof Dr. Widodo Muktiyo, mengatakan bahwa pihaknya sebagai institusi yang menyediakan infrastruktur dan juga mengelola komunikasi publik mendukung upaya BNPT yangselama ini telah memberikan pencerahan kepada masyarakat Indonesia menegani bahayanya paham radikal terorisme.

“Artinya memang terorisme itu adalah musuh kita semuanya. Dan satu pun itu nggak boleh. Kita harus menihilkan masyarakat Indonesia yang kemudian melakukan kegiatan kegiatan perusakan. Inilah yang saya kira menjadi tantangan kita semuanya,” ujar Prof Dr. Widodo.

Kominfo sendiri menurutnya akan sangat mensupport untuk memberikan pesan-pesan positif, pesan-pesan terhadap bahaya terorisme. Karena jangan sampai masyarakat bangsa ini salah arah dan sampai masuk dalam jebakan terorisme.

“Karena tidak ada itu surga yang akan menjemput kita kalau kita melakukan aksi mengebom dan seterusnya. Jadi percayalah bahwa hal-hal yang baik itu rasional dan bangsa ini sudah dalam on the track untuk bisa melawan terorisme dan juga melawan hal-hal yang tidak baik yang merusak bangsa dan masyarakat Indonesia,” kata mantan Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo ini.
.
Untuk itu di tengah teknologi yang sangat pesat ini dirinya meminta masyarakat untuk bisa menggunakan teknologi sebagai pribadi yang komunikatif. Karena dengan bisa menggunakan pribadi komunikatif tentu kita diharapkan bisa meng-create pesan dan mendistribusikan pesan yang mana semua itu adalah untuk kebaikan dan itu menjadi niat dan tujuan bangsa kita.

“Mari kita jadikan teknologi itu sebagai tools yang positif untuk kita menjadi lebih lagi baik di dunia maupun di akhirat.,” ujarnya

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Dirjen Pendis Kemenag), Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani yang juga hadir sebagai narasumber secara virtual menyampaikan bahwa terorisme itu adalah nyata yang ada di depan kita. Kalau BNPT menrutnya membahas adanya Duta Damai Dunia Maya maka dirinya juga berharap para peserta webinar bisa juga menjadi duta-duta dalam menjaga perdamaian di bangsa ini.

“Saya berharap semua orang yang hari ini mengikuti webinar kita ini adalah duta moderasi beragama yang kiranya bisa menyampikan ke masyarakat bahwa ajaran agama yang paling benar adalah yang senafas dengan rasa cinta dan harmoni. Tidak ada pemaksaan kehendak apalagi dengan melakukan upaya-upaya perusakan, termasuk kerusakan terhadap dirinya. Karena itu adalah hal yang terlarang,” ujar Prof. Dr. Muhammad Ali Ramdhani.

Dirinya juga menyampaikan bawha setiap jengkal di negara Republik Indonesia ini adalah indah ketika cinta menyapa kita semua dalam mewujudkan perdamaian dan menghormati antar sesama umat manusia serta juga perbedaan yang ada di negara ini.

“Kita semua ini adalah duta moderasi beragama. Untuk itu tebarkan agama, tebarkan budaya kita yang selalu berbingkai tterhadap nilai-nilai demi kemaslahatan serta rahmat bagi seluruh umat manusia dan alam semesta,” ujarnya mengakhiri..

Acara diskusi yang diikuti secara virtual oleh para peserta ini dihadiri juga oleh Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT, Mayjen TNI. Hendri Paruhuman Lubis.