Butuh Peran Masyarakat dalam Menghadapi ‘Serangan Darat’ Terorisme

Tebing Tinggi – Proses penyebarluasan paham radikal terorisme saat ini diyakini telah banyak beralih dengan menggunakan fasilitas internet. Meski demikian ‘serangan darat’ juga masih terjadi, dan untuk mengatasinya dibutuhkan keikutsertaan masyarakat.

Hal ini mengemuka di kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme yang dilaksanakan BNPT di Kota Tebing Tinggi, Sumatera Utara, Kamis (26/7/2018). Yang dimaksud serangan darat adalah proses tersebarluaskannya paham radikal terorisme secara klasik dari mulut ke mulut.

“Mereka (pelaku terorisme, Red.) itu komplit. Ada yang divisi udara, memanfaatkan teknologi, tapi ada juga yang masih berdakwah dari satu rumah ke rumah lain untuk menyebarluaskan apa yang diyakininya benar,” kata Kepala Seksi Partisipasi Masyarakat Subdirektorat Pemberdayaan Masyarakat BNPT, Letkol (Laut) Setyo Pranowo, saat menyampaikan sambutan di pembukaan kegiatan.

Pelaku terorisme, lanjut Setyo, dalam menjalankan aksi penyebarluasan pahamnya biasa membaur di tengah masyarakat. Tak hanya menyebarluaskan paham, di saat bersamaan mereka juga mencari kesempatan melakukan perekrutan, merencanakan aksi dan menjalankannya di saat masyarakat dan aparat keamanan lengah.

“Maka tidak boleh ada istilah lengah pada diri kita, termasuk aparatur di kelurahan dan desa. Kenali ciri-cirinya dan segera berkoordinasi dengan aparat keamanan jika menemukan tanda-tanda keberadaan pelaku terorisme,” tambah Setyo. Untuk ciri-ciri pelaku teror, lanjutnya, di antaranya bersifat tertutup, menggelar kajian agama yang bersifat eksklusif. “Lurah, kepala desa, Babinsa dan Babinkamtibmas harus selalu membuka mata,” tandasnya.

Di kesempatan tersebut Setyo juga mengingatkan pentingnya menjaga semangat kebersamaan di antara aparatur di kelurahan dan desa. Perwira menengah TNI Angkatan Laut itu bahkan menyarankan pentingnya sikap saling support antaraparatur, agar potensi masuknya paham radikal terorisme di sebuah lingkungan bisa diminimalisir.

“Jangan sampai kepala desa melihat potensi (terorisme) tapi karena tidak suka dengan Babinsanya informasi disimpan saja, jangan begitu. Bekerjasamalah yang baik, saling tukar informasi, dan kompaklah dalam melawan radikalisme dan terorisme,” pungkas Setyo.

Kegiatan Penguatan Aparatur Kelurahan dan Desa dalam Pencegahan Terorisme di Tebing Tinggi terselenggara atas kerjasama BNPT dan Forum Koordionasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sumatera Utara. Kegiatan yang sama sudah dan akan dilaksanakan di 32 provinsi se-Indonesia sepanjang tahun 2018. [shk/shk]