BNPT: Pemilu Musuh Utama Terorisme

JAKARTA-Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai mengatakan pelaksanaan Pemilu Presiden patut diwaspadai dengan ketat mengingat Pemilu merupakan musuh utama pelaku teroris.

“Pemilu musuh utama dari teroris. Secara ideologi, musuh utama adalah demokrasi. Demokrasi itu mengutamakan kebebasan kedaulatan individu, namun menurut mereka tak ada manusia yang berdaulat. Adanya khilafah dalam syariat Islam, itu pun berdasarkan versi mereka,” kata Ansyaad saat jumpa pers Peluncuran Buku “Dinamika Baru Jejaring Teror di Indonesia” yang ditulisnya, di Gedung Adhiyana Auditorium, Wisma Antara, Jakarta, Senin.

Bahkan, kata dia, lembaga demokrasi yang ada di Indonesia merupakan wujud dari kekufurun. Begitu juga, pelaksanaan Pemilu.

“Potensi terhadap target Pemilu tetap ada. Namun, kita patut bersyukur pelaksanaan Pemilu Legislatif lalu berjalan dengan aman dan lancar. Ini dikarenakan satgas BNPT dan Densus 88 telah berhasil menangkap pelaku teror di Tangerang beberapa waktu lalu, yang ingin melakukan aksi bom pada malam Tahun Baru 2014 di Bundaran HI,” kata Ansyaad.

Namun, kata dia, upaya yang dilakukan oleh Densus 88 dan Satgas BNPT itu disayangkan oleh beberapa pihak, termasuk anggota DPR lantaran Densus 88 menembak mati pelaku teror. Bahkan, ada yang menyebutkan bahwa tindakan itu merupakan pelanggaran HAM.

“Coba Anda bayangkan kalau itu tidak dihentikan. Mereka sudah mempersiapkan pengeboman di Bundaran HI. Cuma biasanya kalau operasi penggagalan itu sebelum peledakan, tidak populer. Padahal menghentikan orang yang sudah dengan bom di tangan, itu bukan pekerjaan mudah. Itulah dinamika baru, sekarang itu kelompok kecil-kecil, kelihatan seperti otonom padahal mereka ada dalam satu jaringan besar,” tuturnya.

Ketika ditanya bagaimana dengan pemberantasan aksi terorisme yang selalu dikaitkan dengan pelanggaran Hak Asazi Manusia, Ansyaad Mbai menuturkan hingga kini belum menemukan ilmu yang tepat untuk menangkap orang bersenjata tanpa senjata.

“Belum ada ilmunya tangkap orang dengan senjata pakai cium pipi kanan pipi kiri. Senjata ya lawan senjata. Internasional saja menjadikan Indonesia sebagai model dalam mengkounter terorisme. Di Perancis yang memegang teguh HAM itu mengerahkan 30 pesawat tempur. Malaysia itu pakai pesawat tempur. Di tempat kita Densus yang kita dorong, mereka juga ditembaki,” ujar Ansyaad Mbai.

Hal itu, kata dia, karena gerakan teroris tidak mudah dihilangkan dari Negara Indonesia. Secara ideologi, kata Ansyaad Mbai, target teroris jelas mengubah negara islam menjadi negara islam berdasarkan syariat islam. Siapa yang tidak setuju, maka diartikan melawan dan dinilai sebagai musuh yang harus dihabisi.

“Ini masalah Ideologi. Jadi intinya seluruh bangsa ini harus melawan penyebaran radikalisme yang mengklaim dirinya benar dan orang lain salah, kafir. Dan Jihad harus dilancarkan, ini yang harus kita perangi. Ini tugas kita semua, dan ini tidak mudah mengatasi, tidak bisa dalam waktu singkat,” tuturnya.(ant/hrb) Sumber : Investor.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *