Kasubdit Kewaspadaan BNPT, Ibu Andi Intang Dulung.

BNPT Melalui FKPT Provinsi Lampung Gandeng Lembaga Dakwah Kampus Cegah Radikalisme Dan Terorisme

Bandar Lampung – Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Bandar Lampung bersama mahasiswa dan birokrasi kampus melakukan koordinasi terkait pencegahan penyebaran kelompok maupun paham radikalisme dan terorisme di Bandar Lampung, Rabu (8/3/2017).

Bertempat di Universitas Negeri Lampung dialog yang bertemakan ‘Pelibatan Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Dalam Pencegahan Terorisme Melalui Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme’ ini dihadiri 150 orang yang terdiri dari Pengurus Lembaga Dakwah Kampus, Pengurus lembaga mahasiswa, Pengurus organisasi internal dan eksternal kampus, serta Birokrasi kampus, khususnya yang bersentuhan langsung dengan kemahasiswaan.

Penguatan pemahaman agama Islam menjadi salah satu senjata untuk mencegah masuknya paham kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Saat ini, perguruan tinggi mudah menjadi target rekrutmen gerakan-gerakan radikal. Seharusnya generasi muda menjadi agen perdamaian.

“Mahasiswa sebagai garda terdepan bangsa diharapkan menjadi kekuatan dan modal besar untuk membendung paham radikal yang dapat menjerumuskan masyarakat maupun generarsi penerus pada aksi kekerasan dan terorisme”, ungkap Kasubdit Kewaspadaan BNPT, Ibu Andi Intang Dulung.

Hasil penelitian LIPI tahun 2011 yang dilakukan pada lima universitas ternama di Indonesia yaitu UGM, UI, IPB, Unair dan Undip, menunjukkan ada peningkatan pemahaman fundamentalisme keagamaan di kalangan mahasiswa di kampus-kampus umum.

Hasil riset yang dilakukan pihaknya menemukan pola-pola gerakan radikal di Indonesia, salah satunya melalui penyusupan pada organisasi-organisasi kemahasiswaan tingkat kampus yang sebagian besar terdapat di perguruan tinggi non-keagamaan.

“Sedangkan survei LIPI tahun 2015 menyebutkan 4% orang Indonesia menyetujui kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang kebanyakan berumur antara 19-25 tahun”, kata Ibu Andi Intang Dulung dalam sambutannya.
Terorisme adalah persoalan ideologi, keyakinan, dan pemahaman yang keliru tentang cita-cita yang tidak sesuai dengan pandangan hidup bangsa, Pancasila

“Berbagai kebijakan yang diambil oleh negara dalam pengalaman menanggulangi terorisme telah menyadarkan kita bersama bahwa terorisme bukan persoalan pelaku, jaringan, sasaran, dan aksi brutalnya saja”, tambahnya.

Untuk itu Kasubdit Kewaspadaan BNPT mengajak mahasiswa bersama birokrasi kampus rapatkan barisan untuk membendung paham radikal yang dapat menjerumuskan masyarakat dan generarsi penerus bangsa.