BNPT Dorong Masyarakat Lebih Teliti Konsumsi Informasi

Konferensi Press yang diselenggarakan di sela-sela kegiatan workshop program damai di dunia maya yang diselenggarakan BNPT dalam rangkaian peringatan Sumpah Pemuda yang ke-87 menghadirkan tiga pembicara yaitu; Deputi I Pencegahan  BNPT, Mayjen TNI Agus Surya Bakti, pakar komunikasi, Onno W. Purbo, dan pakar media sosial, Nukman Luthfie.

Ketiga pembicara  sepakat bahwa dunia maya perlu menjadi perhatian utama bagi semua pihak dalam rangka mencegah radikalisme yang kini menjadi sarang kelompok radikalisme dalam menyebarkan idiologi mereka kepada anak-anak muda. Mayjend Agus dalam paparan singkatnya menyampaikan bahwa pengamanan terhadap dunia maya bukan saja menjadi tanggung jawab BNPT, akan tetapi menjadi tanggung jawab semua komponen masyarakat termasuk anak-anak muda, khususnya mereka yang giat di dunia maya.

Agus menjelaskan bahwa program pencegahan yang dilakukan oleh BNPT sangat komprehensif karena melibatkan semua pihak dan dilakukan secara semesta. Dikatakan bahwa BNPT memiliki situs yang bersifat informatif dan edukatif yang diisi dengan informasi-informasi tentang terorisme dan pengetahuan tentang agama yang benar. Dalam hal penjelasan tentang Islam, BNPT melibatkan semua ulama-ulama yang memiliki kredibilitas di masyarakat, mereka dianggap mampu menjelaskan konsep Islam yang rahmatan lil alamin. Selain itu, BNPT juga memiliki jaringan-jaringan komunitas penggiat dunia maya yang membantu menjelaskan tentang prinsip-prinsip Islam yang sebenarnya kepada masyarakat umum.

Sementara itu, pakar media sosial Nukman Luthfie menyampaikan bahwa sebuah gagasan jika sudah dilempar di dunia maya maka akan memiliki dampak yang sangat besar. Pengguna dunia maya umumnya adalah anak muda yang rata-rata berumur 20-25 tahun. Mereka ini sangat akrab dengan berbagai aplikasi di internet seperti FB, Twitterr, WA dan lain sebagainya.

Kegiatan yang dilakukan oleh BNPT dalam dua hari ini merupakan suatu yang sangat positif karena tujuannya adalah untuk mencegah anak muda dari pengaruh radikalisme. Dikatakan bahwa iklan lewat internet lebih dahsyat dari pada media cetak karena selain sangat dekat dengan masyarakat, juga setiap saat dapat diakses. Demikian pula serangan ideologi lewat dunia maya yang dipastikan mengancam idiologi negara, karena itu apa yang dilakukan oleh BNPT melalui Pusat Media Damai yang bertujuan memberikan informasi dan edukasi yang benar mendapat apresiasi tinggi.

Perang idiologi di dunia maya sangat intens dan ini perlu diwaspadai. Dalam dunia maya tidak ada yang melarang gagasan, dan gagasan apapun yang disampaikan lewat dunia maya tidak memiliki konsekuensi hukum selama hanya berupa gagasan.

Sementara Ono Wibowo menekankan bahwa perlindungan merupakan unsur penting, artinya setiap orang harus melakukan perlindungan terhadap dirinya sendiri dan keluarganya, baru setelah itu perlindungan terhadap masyarakat dan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Perlindungan atas pengaruh dunia maya sangat dibutuhkan karena ia sama dengan bela diri, artinya setiap orang harus membentuk perlindungan terhadap dirinya, seperti memblokir situ-situs yang dianggap akan membawa pemikiran-pemikiran yang radikal atau informasi yang menyesatkan harus dihindari dengan melakukan filterisasi terhadap informasi-informasi yang ditemukan di dunia maya.